
Foto kantor berita Quds Press
Kuwait – Seorang ulama Kuwait Lafi Al-Azmi memicu kontroversi luas di kalangan ulama Islam dan pasca klip video yang beredar di platform media sosial yang beredar dalam beberapa hari terakhir. Dalam video itu, ia menyangkal keberadaan jihad di Palestina dan menyerang para pejuang perlawanan di Gaza, menggambarkannya sebagai “seperti tikus di terowongan di dalam lubangnya.”
Pernyataannya ditanggapi banyak kemarahan, dan dipandang sebagai “tikaman terhadap kehormatan para pejuang, meremehkan pengorbanan mereka, dan amat sejalan dengan narasi musuh di tengah-tengah kondisi Gaza yang telah menjadi sasaran perang genosida menyeluruh sejak 7 Oktober.”
Mengutip kantor berita Quds Press, tanggapan pertama yang menonjol datang dari seorang dai Kuwait, Adel Al-Azmi, yang mengatakan melalui akunnya di situs X, “Menggali terowongan dan membentengi diri di dalamnya bukanlah aksi pengecut, tapi justru jenius lagi unik. Para mujahidin di Gaza tidak memiliki pesawat terbang atau tank, tapi dari nol mereka mampu membuat persenjataan, dari kegelapan jalan menuju cahaya. Terowongan itu adalah media keunggulan dan keteguhan, bukan untuk lari dan kabur.”
Ia kemudian menuding Lafi Al-Azmi, dengan mengatakan, “tikus yang sesungguhnya adalah orang yang meninggalkan solidaritasnya atas Umat, puas dengan sindiran dan bualan, mengabdikan dirinya untuk menyerang orang-orang yang paling suci, di saat para pejuang berada di garis depan, mempersembahkan anak-anak mereka dan nyawa mereka kepada Allah, Tuhan semesta alam.”
Ia menambahkan, “Hanya para ulama yang mengetahui nilai sejati para pejuang. Mereka memandang para pejuang sebagai puncak kejayaan Umat. Di dalam senjata mereka kejayaan Umat, dan di dalam darah mereka kehidupan Umat. Mereka tidak tertipu oleh media yang rusak, juga tidak tertipu oleh kegalauan para kurcaci, karena mereka tahu bahwa para pejuang itulah orang-orang istimewa Umat ini, pahlawan sejatinya, dan simbol kejayaannya di zaman yang penuh dengan kehinaan”
Fayez Al-Kandari, seorang dai kondang menulis tanggapan singkat di akun X miliknya, dengan mengatakan: “Siapa saja yang menuding bahwa para pejuang yang membela agama, kehormatan, dan tanah air mereka di Gaza dan di tempat lain sebagai tikus, justru dia yang lebih pantas untuk mendapatkan tudingan itu daripada mereka.”
Sementara itu, akademisi Kuwait Ali Al-Sand melancarkan serangan pedas tanpa menyebut nama Al-Azmi secara langsung, dengan mengatakan: “Mereka tidak dikenal… Mereka menghiasi diri mereka dengan jubah ilmu agama, dan memperdagangkannya untuk mengejar keuntungan duniawi dan pemuasan keinginan mereka yang keji… Mereka tidak memperoleh ilmu maupun kemuliaan.”
Ia menambahkan melalui akun X miliknya: “Mereka gagal mencapai tingkatan ilmu dan keutamaan yang tertinggi, sehingga mereka memulai perjalanan menikam para pejuang Gaza, dengan harapan ini akan membuat mereka terkenal!”
Ia melanjutkan, “Orang tidak ada yang mengenalnya dari sisi keilmuan, tidak pula jejak kesadarannya. Ketika mereka merasa sulit untuk bisa dikenang karena kebaikan mereka, lalu memutuskan untuk dikenang karena celaan mereka, dan namanya disebut-sebut disertai dengan penghinaan dan ejekan orang.”
Ia menutup komentarnya, “Upayanya jadi sia-sia. Tidak menolong agama mereka dan tidak pula meraih prestasi duniawi, sehingga menjadi berkhianat dan kalah. Sungguh menyedihkan hal yang mereka lakukan!”