
Fot Quds Press
Tepi Barat – Banyak penulis, analis, dan aktivis mengkritik posisi PA (Otoritas Palestina), yang menawarkan bantuan kepada pemerintah penjajah Israel untuk memadamkan api yang berkobar di permukiman Al Quds.
Mengutip Quds Press, para pengkritik memandang penawaran itu bertepatan dengan perang genosida yang sedang berlangsung yang dilancarkan oleh pemerintah penjajah terhadap Jalur Gaza dan kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat utara.
Penulis dan aktivis, Intisar al-Awawdeh menganggap pernyataan PA sebagai “pengabaian terhadap rakyat Palestina dan kelanjutan sikap pengabaian, acuh, dan mengemis dari penjajah, yang menindas Gaza dan Tepi Barat.
Dalam wawancara eksklusif dengan Quds Press, ia melanjutkan: “Pada saat tubuh-tubuh warga Gaza dibakar oleh api senjata penjajah, dan orang-orang sekarat karena kelaparan, penyakit, dan kehausan, dan orang-orang diusir dari rumah mereka di Tepi Barat utara, Otoritas Palestina telah mengambil inisiatif untuk menawarkan bantuannya dalam memadamkan api di negara penjajah untuk melindungi nyawa dan harta benda para pemukim Zionis.
Ia menambahkan: “PA benar-benar telah mendedikasikan kerja kerasnya untuk berdiri bersama penjajah dan mendukungnya di setiap bidang. PA tidak merasa cukup dengan melakukan kerjasama keamanan untuk melenyapkan perlawanan di Tepi Barat, tetapi juga telah bertindak lebih dari itu dengan menjadi paramedis dan pemadam kebakaran untuk menyelamatkan nyawa para pemukim Zionis.”
Al-Awawdeh menilai sikap PA “sepenuhnya bias terhadap kepentingan penjajah melawan rakyat Palestina,” dan melanjutkan: “Saya berharap setidaknya PA mengambil jarak yang sama antara dirinya dengan penjajah dan antara dirinya dengan rakyat Palestina. Saya berharap PA mengirimkan air kepada rakyat Palestina untuk menghilangkan dahaga mereka dan api yang membakar tenda-tenda mereka.”
Sementara itu, penulis dan analis politik Marwan Al-Qablani mengatakan, “Di tengah genosida yang sedang berlangsung di Gaza, yang telah mengakibatkan puluhan ribu orang menjadi syahid, ratusan ribu rumah dihancurkan, dan jutaan warga Palestina mengungsi, dan mengingat serangan brutal terhadap kamp-kamp di Tepi Barat utara, yang telah mengakibatkan puluhan orang menjadi syahid, ratusan rumah dihancurkan, dan puluhan ribu warga mengungsi, PA menawarkan bantuannya kepada penjajah untuk memadamkan api yang menyebar di wilayah Al Quds.”
Ia melanjutkan dengan bertanya-tanya: “Perilaku yang tidak dapat dibenarkan ini, yang bertentangan dengan konsensus nasional, merupakan akibat dari pengabaian tanggung jawab Otoritas untuk melindungi rakyat Palestina dan menyediakan untuk rakyatnya kehidupan yang layak di tengah kelaparan dan pengepungan yang menimpa jutaan warga Palestina.
Berbicara kepada Quds Press, Al-Qablani menyatakan, “Sikap ini mendorong pasukan penjajah untuk melanjutkan kejahatan mereka terhadap lembaga medis dan kesehatan, ambulans, dan personel pertahanan sipil, yang para pekerjanya menjadi sasaran serangan hampir setiap hari. Apa yang terjadi dalam pembantaian Rafah adalah bukti nyata dari kriminalitas ini.”
Media sosial dibanjiri dengan unggahan yang mengejek keputusan PA, menganggapnya sebagai bentuk pengabaian lebih lanjut terhadap perasaan rakyat Palestina dan upaya untuk menunjukkan kesetiaannya kepada negara penjajah.
Pemuda Ghassan Darwish menulis: “Kepada mereka yang mendukung penawaran ini dan membenarkannya dengan taktik dan politik! Mengapa Otoritas Palestina mahir berpolitik dengan musuh tetapi tidak dengan pihak Palestina mana pun atau bahkan dengan rakyat Jelata Palestina?!”
Warga Ahmed al-Junaidi memposting: “Saya tidak melihat hal yang lebih keji daripada posisi Otoritas Palestina, yang menyerang perlawanan siang dan malam, mengobarkan perpecahan di antara warga Palestina, dan menghasut perlawanan, sementara ia sendiri menawarkan untuk mengirim tim pemadam kebakaran untuk membantu mengendalikan kebakaran yang berkobar di negara penjajah. Namun Israel belum menanggapi tawaran tersebut.”
Pemuda, Salim Jawabreh mengatakan bahwa keputusan Otoritas Palestina untuk mengerahkan kru pertahanan sipil guna membantu memadamkan api muncul beberapa hari setelah pembantaian mengerikan yang dilakukan oleh tentara penjajah Israel di Jalur Gaza, yang menewaskan beberapa personel pertahanan sipil dan paramedis, dalam aksi kejahatan yang dibicarakan oleh semua orang kecuali Otoritas Palestina, yang berusaha menunjukkan kemanusiaan terhadap penjajah, tetapi telah kehilangan kemanusiaanya untuk rakyat anak bangsanya sendiri.
Channel “Kan” Israel mengungkapkan bahwa Otoritas Palestina telah menawarkan bantuan kepada pemerintah Israel untuk memadamkan api yang mendekati permukiman di kota Al Quds, tetapi pemerintah Israel tidak menanggapi tawaran tersebut.
Pada hari Rabu (30/4/2025), pemerintah Israel meminta bantuan negara-negara tetangga untuk memadamkan api yang berkobar di sebagian besar wilayah Al Quds, dataran, dan Jalan Raya no 1.
Kebakaran yang berkobar di Pegunungan Al Quds meningkat pada hari Rabu, dengan laporan beberapa mobil terbakar di Jalan Raya 1, di tengah pemandangan pengemudi yang berlarian dengan berjalan kaki untuk menghindari kobaran api yang semakin membesar.
Luka ringan dilaporkan di tempat kejadian, sementara data menunjukkan bahwa api terus menyebar dengan cepat ke daerah permukiman dan jalan utama, yang mendorong pihak berwenang untuk mengintensifkan evakuasi dan upaya darurat.
Israel telah mengajukan permintaan resmi untuk bantuan internasional guna mendukung operasi pemadaman kebakaran, menurut laporan Israel (QudsPress/Kho).
Sumber: