
Serangan AS sebelumnya di wilayah Al Hudaydah di Yaman barat (Getty), foto diambil dari Aljazeera Co
Media yang milik kelompok Ansar Allah (Houthi) melaporkan bahwa tiga serangan udara AS telah membidik distrik Kitaf di Saada, Yaman utara. Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengancam Iran jika terus memberikan bantuan kepada Houthi.
Mengutip Aljazeera Com bahwa kelompok Houthi kemarin (30/4/2025) mengumumkan agresi AS yang membidik distrik Al-Hawak di Provinsi Al-Hodeidah, Yaman barat, dengan serangan udara.
Juru bicara Houthi Yahya Saree sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa kelompoknya telah menargetkan kapal induk AS Vinson menggunakan pesawat nirawak di Laut Arab.
Saree menambahkan bahwa mereka telah melakukan serangan ganda menggunakan pesawat nirawak terhadap target di Tel Aviv dan Ashkelon.
Sebelumnya pada hari Rabu, Houthi menuduh Washington melancarkan 1.300 serangan udara dan pengeboman laut kepada Yaman sejak 15 Maret, yang menargetkan ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak. Mereka menyerukan pembentukan komite internasional independen untuk menyelidiki kejahatan ini.
Pada tanggal 15 Maret, Amerika Serikat melanjutkan serangannya terhadap Yaman setelah Presiden Donald Trump memerintahkan militernya untuk melancarkan serangan besar terhadap kelompok Houthi, sebelum mengancam untuk melenyapkan mereka sepenuhnya.
Namun, kelompok Houthi terus menyerang lokasi-lokasi di dalam Israel dan kapal-kapal di Laut Merah yang menuju ke Israel, dengan mengklaim bahwa serangan ini merupakan respons terhadap dimulainya kembali perang pemusnahan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza sejak 18 Maret.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS mengancam Iran dengan konsekuensi jika terus mendukung kelompok Houthi di Yaman.
Dalam cuitan di Twitter, yang ditujukan kepada para pejabat di Teheran, Hegseth mengatakan bahwa Iran tahu apa yang mampu dilakukan militer AS, dan menekankan bahwa Iran akan membayar harganya pada waktu dan tempat yang dipilih Amerika Serikat.
Teheran sebelumnya telah menegaskan bahwa Houthi mengambil sendiri keputusan mereka lakukan. (Aljazeera/Kho).
Sumber: