
Doctors Against Genocide (DAG) mengunjungi Capitol Hill AS untuk mengadvokasi tindakan segera diakhirinya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, di Washington DC, Amerika Serikat pada tanggal 30 April 2025 [Diyar Güldoğan/Anadolu Agency], foto diambil dari MEMO
Doctors Against Genocide (DAG) mengunjungi Capitol Hill pada hari Rabu (30?4/2025) untuk mengadvokasi tindakan segera untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, kantor berita Anadolu melaporkan.
Mengutip situs MEMO, DAG mendesak anggota Kongres untuk menuntut gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza yang terkepung itu.
Mereka juga mendesak diakhirinya blokade Israel dan menginginkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, tempat warga Palestina, termasuk 1 juta anak-anak, menghadapi kelaparan, penyakit, dan kematian.
Tentara Israel memperbarui serangannya di Gaza pada tanggal 18 Maret, menghancurkan gencatan senjata 19 Januari dan perjanjian pertukaran tahanan dengan Hamas.
“Roti Bukan Bom!”, “Biarkan Anak-Anak Makan!” Para dokter berteriak di Gedung Hart, sambil memegang roti.
“Kekurangan gizi, kelaparan, dan serangan yang disengaja oleh pemerintah Israel terhadap layanan kesehatan di Gaza telah memburuk dan berpotensi menjadi pertanda pemusnahan massal penduduk Gaza, khususnya puluhan ribu anak-anak,” kata Karameh Kuemmerle, seorang ahli saraf pediatrik yang berbasis di Boston.
Dr. Brennan Bollman, yang baru saja kembali dari Gaza, mengatakan “nol bantuan dan nol makanan sudah” selama delapan pekan.
“Rekan-rekan pekerja layanan kesehatan Palestina saya menunjukkan sesuatu yang tidak dapat saya ungkapkan, karena hal itu melampaui belas kasih, melampaui dedikasi yang terampil, melampaui keberanian.
“Mereka kehilangan anggota keluarga mereka dan kembali bekerja keesokan harinya,” tambah Bollman.
Ia menuntut gencatan senjata yang “segera dan permanen”. “Mereka membutuhkan makanan, untuk pasien mereka dan untuk diri mereka sendiri; mereka ingin blokade yang ilegal dan tidak bermoral ini diakhiri.”
Program Pangan Dunia PBB mengumumkan pekan lalu bahwa stok makanannya di Gaza benar-benar habis karena blokade Israel.
2,4 juta penduduk Gaza hampir sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan, yang telah terputus sejak Israel menutup penyeberangan Kerem Shalom, Zikim, dan Erez pada 2 Maret.
Lebih dari 52.300 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Pengadilan Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Galant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perangnya di Jalur Gaza. (MEMO/Kho)
Sumber: