
Foto kantor berita Quds Press
Yahya Saree, juru bicara militer kelompok Ansar Allah Yaman (Houthi), mengumumkan pada hari Rabu (7/5/2025) pelaksanaan dua operasi militer yang menargetkan Bandara Ramon di kota Umm al-Rashrash yang dijajah dan satu target di wilayah Jaffa.
Mengutip Quds Press bahwa Saree menyatakan, “Kami melaksanakan dua operasi militer. Yang pertama menargetkan Bandara Ramon milik musuh Zionis di wilayah Umm al-Rashrash di wilayah Palestina selatan yang dijajah, menggunakan dua pesawat tanpa awak.”
Ia menambahkan, “Yang lainnya menargetkan target vital musuh Zionis di wilayah Jaffa yang dijajah dengan pesawat tanpa awak Jaffa.”
Saree juga mengumumkan pelaksanaan “operasi militer kualitatif yang menargetkan kapal induk AS Truman dan sejumlah kapal perangnya di utara Laut Merah dengan rudal balistik dan sejumlah pesawat tanpa awak.”
Ia menjelaskan bahwa operasi tersebut mengakibatkan “gagalnya serangan udara yang tengah dipersiapkan musuh Amerika terhadap negara kita, dan jatuhnya jet tempur F-18 Amerika karena keadaan bingung dan panik yang dialami musuh selama operasi penargetan.”
Operasi tersebut juga mengakibatkan “kaburnya kapal induk Amerika Truman ke ujung utara Laut Merah.”
Kelompok tersebut menyatakan bahwa “operasi ini dilakukan sebelum Amerika mengumumkan dihentikannya agresi terhadap negara kita.”
Sejak perang pemusnahan yang dilancarkan pendudukan Israel terhadap Jalur Gaza Palestina sejak 7 Oktober 2023, Houthi telah memberikan dukungan kepada perlawanan, di satu sisi, dengan meluncurkan rudal ke arah penjajah, di sisi lain, dan dengan menargetkan kapal-kapal milik penjajah dan sekutunya di Laut Merah.
Pada dini hari tanggal 18 Maret 2025, penjajah Israel melanjutkan agresinya dan memperketat blokade Jalur Gaza, pasca berhentinya selama dua bulan berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada tanggal 19 Januari. Namun, penjajah tersebut melanggar ketentuan perjanjian tersebut selama masa gencatan senjata.
Dengan dukungan penuh Amerika, pasukan penjajah Israel telah melanjutkan agresi mereka di Jalur Gaza melalui darat, laut, dan udara sejak 7 Oktober 2023. Hal ini telah mengakibatkan lebih dari 170.000 warga Palestina gugur syahid dan cedera, menurut data korban sementara, dengan ribuan korban masih tertimbun reruntuhan (QudsPress/Kho).
Sumber: