
Tentara Yahud1 membawa jenazah seorang tentara yang tewas dalam perang genosida di Gaza (Reuters)
Surat kabar negara Yahud1 Haaretz melaporkan, mengutip sumber militer, bahwa 35 tentara negara Yahud1 bunuh diri sejak dimulainya perang di Jalur Gaza hingga akhir tahun 2024. Ini merupakan peningkatan signifikan dalam jumlah bunuh diri sejak pengumuman terakhir tentang masalah tersebut oleh Radio Angkatan Darat negara Yahud1 pada awal Januari 2025.
Mengutip Al Jazeera Net pada 18 Mei 2025, surat kabar tersebut menambahkan bahwa militer menolak untuk mengungkapkan jumlah tentara yang bunuh diri tahun ini, tetapi mengutip sumber yang mengatakan bahwa tujuh tentara bunuh diri sejak awal tahun ini, dan penyebabnya adalah keberlanjutan perang di Gaza.
Surat kabar tersebut juga melaporkan, mengutip sumber, bahwa militer telah menguburkan banyak tentara yang bunuh diri sejak dimulainya perang tanpa pemakaman militer atau pengumuman.
Radio Angkatan Darat Israel melaporkan pada awal Januari 2025 bahwa 28 tentara Israel bunuh diri sejak dimulainya perang di Jalur Gaza, termasuk 16 prajurit cadangan.
Sakit Jiwa
Menurut sumber surat kabar tersebut, militer Yahud1 merekrut orang-orang yang menderita trauma dan penyakit mental ke dalam pasukan cadangan, bahkan saat mereka sedang menjalani perawatan. Militer juga merekrut tentara yang telah diberhentikan dari dinas karena sakit jiwa
Surat kabar tersebut, mengutip sumbernya, menjelaskan bahwa tentara penjajah merekrut orang-orang dengan penyakit jiwa untuk bertempur di barisan cadangan karena kekurangan tentara. Disebutkan bahwa jumlah tentara yang menerima perawatan untuk penyakit mental sejak awal perang melebihi 9.000 orang.
Seorang komandan militer mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa mereka terpaksa merekrut orang-orang yang tidak dalam kondisi mental normal karena kurangnya komitmen tentara Yahud1 untuk bertempur. Ia menjelaskan bahwa mereka takut untuk memeriksa kondisi orang-orang dengan penyakit mental agar tentara tidak tetap kekurangan tentara, seperti yang dikatakannya.
Pejabat militer tersebut menambahkan bahwa ribuan tentara cadangan di Gaza telah bergabung dengan tentara karena penyakit mental, dan bahwa mereka direkrut meskipun ada konfirmasi bahwa kondisi kejiwaan mereka tidak normal. Ia berkata, “Kami bertempur dengan apa saja yang tersedia.”
Stres Pascatrauma (PTSD)
Yedioth Ahronoth melaporkan November lalu, mengutip Kantor Reintegrasi Kementerian Pertahanan negara Yahud1, bahwa sekitar 5.200 tentara Yahud1, atau 43% dari mereka yang terluka yang dirawat di pusat rehabilitasi, menderita gangguan stres pascatrauma. Diperkirakan sekitar 100.000 orang akan dirawat, setidaknya setengahnya menderita PTSD, pada tahun 2030.
Surat kabar itu menambahkan bahwa menurut berbagai perkiraan dalam militer negara Yahud1, sekitar 15% dari kombatan reguler yang meninggalkan Gaza dan menerima perawatan kesehatan mental tidak dapat kembali bertempur karena kesulitan yang mereka hadapi.
Dinyatakan juga bahwa ribuan tentara telah mencari perawatan di klinik khusus yang didirikan oleh militer, dan sepertiga dari mereka yang dianggap cacat menderita PTSD (Aljazeera/Kho)