
Foto Pusat Informasi Palestina
Kantor Media Pemerintah menyatakan bahwa pasukan penjajah 1sr*el telah mengungsikan lebih dari 300.000 warga Palestina dari Gaza utara, membunuh lebih dari 200 warga, dan menghancurkan 1.000 unit rumah hanya dalam 48 jam, di Kegubernuran Gaza Utara saja.
Mengutip Pusat Informasi Palestina pada 17 Mei 2025 jam 20:54, kantor tersebut menambahkan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam bahwa pasukan penjajah melakukan serangkaian pembantaian yang sedang berlangsung, disertai dengan penghancuran total atau sebagian lebih dari 1.000 unit rumah, penghancuran kembali yang telah hancur, dan pemindahan paksa lebih dari 300.000 warga ke Kota Gaza yang telah hancur, yang tidak memiliki infrastruktur untuk menampung sejumlah besar orang yang mengungsi secara paksa ini.
Ia menjelaskan bahwa di antara para syuhada, 140 orang masih berada di bawah reruntuhan akibat pencegahan yang disengaja oleh tentara penjajah 1sr*el terhadap ambulans dan kru pertahanan sipil untuk mencapai daerah yang dibom di Gaza utara. Ini adalah kejahatan kompleks yang merupakan pelanggaran yang jelas terhadap hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa, yang mengatur perlindungan warga sipil dan memfasilitasi operasi penyelamatan di masa perang.
Penjajah juga secara langsung dan sistematis menargetkan semua objek bergerak di Gaza utara, termasuk individu, kendaraan, dan kru penyelamat, mengubah daerah tersebut menjadi tempat pembunuhan terbuka dan sistematis dalam apa yang disebutnya Operasi “Kereta Gideon,” yang menewaskan dan menggusur ribuan warga sipil, menurut pernyataan itu.
Ia menunjukkan bahwa pesawat tanpa awak 1sr*el fokus membakar ratusan tenda yang ditujukan untuk melindungi orang-orang terlantar di daerah Tal al-Zaatar kamp Jabalia, di Beit Lahia, dan daerah lain (Jalur Gaza utara), di tengah kebisuan internasional yang mencurigakan dan partisipasi aktif dalam genosida yang sedang berlangsung.
Adapun Kota Gaza, yang terpaksa menampung puluhan ribu orang yang mengungsi, tidak tersedia cukup tenda atau tempat berlindung. Ribuan keluarga kini kehilangan tempat tinggal di jalanan, khususnya di Jalan Al-Jalaa dan kawasan Saftawi. Hal ini menandakan bencana kemanusiaan yang kompleks, dengan kebutuhan hidup yang paling mendasar, termasuk makanan, air, dan obat-obatan, yang tidak terpenuhi di tengah blokade yang mencekik dan pemboman yang terus-menerus.
Kantor tersebut memperingatkan tentang berlanjutnya pembunuhan sistematis dan genosida yang sedang berlangsung ini, serta kebungkaman internasional yang memalukan. Kantor tersebut menekankan bahwa apa yang terjadi di Jalur Gaza utara merupakan kejahatan pembersihan etnis dan genosida, yang dilakukan oleh pasukan penjajah 1sr*el di hadapan dunia.
Kantor tersebut mendesak intervensi internasional yang segera dan efektif untuk menghentikan pembantaian yang meningkat ini dan mengakhiri genosida sistematis. Kantor tersebut juga menyerukan pengiriman tim internasional untuk menyelamatkan yang terluka dan mengambil jasad para syuhada . Ia juga menyerukan agar jalur penyeberangan Jalur Gaza segera dibuka untuk bantuan kemanusiaan, pertolongan, dan medis, dan agar para pemimpin penjajah dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan ini di pengadilan internasional yang kompeten.
Ia menekankan bahwa diamnya mereka atas pembersihan etnis dan genosida sistematis ini sama saja dengan memberi lampu hijau bagi kelanjutan pembunuhan massal, dengan menganggap penjajah “1sr*el” dan negara-negara yang terlibat dalam genosida, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Prancis, sepenuhnya bertanggung jawab atas pembersihan etnis ini.
Ia juga menganggap masyarakat internasional bertanggung jawab secara moral dan kemanusiaan atas kegagalan atau keterlibatan ini (Palinfo/Kho).kemanusiaan atas kegagalan atau keterlibatan ini (Palinfo/Kho). https://palinfo.com/news/2025/05/17/952871//