
Foto Pusat Informasi Palestina
Gaza – Kantor Media Pemerintah di Gaza mengumumkan syahidya lebih dari 50 warga sipil Palestina, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita, dalam serangkaian serangan udara negara Yahud1 di Jalur Gaza selama lima jam.
Mengutip Pusat Informasi Palestina, Selasa, 20 Mei 2025, 13:10, kantor tersebut mengatakan dalam siaran pers bahwa dalam lima jam pertama Selasa pagi (20/5/2025), pemboman brutal yang dilancarkan oleh pasukan penjajah negara Yahud1 mengakibatkan tewasnya lebih dari 50 warga sipil, termasuk 33 anak-anak dan wanita, dalam sebuah kejadian mengerikan dan berdarah yang merupakan gambaran kejahatan total.
Ditambahkannya: “Kami mengutuk pembantaian berdarah yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh pasukan penjajah terhadap warga sipil di Gaza, yang telah meningkat secara biadab dan menargetkan rumah-rumah berpenghuni, tempat penampungan, rumah sakit, dan badan amal yang mendistribusikan makanan kepada yang kelaparan, dalam tindakan kriminal yang merupakan kejahatan genosida.”
Media pemerintah mencatat bahwa pembantaian ini bertepatan dengan pernyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Yair Golan, pemimpin Partai Demokrat negara Yahud1, di mana ia secara eksplisit mengakui bahwa tentara penjajah melancarkan perang terhadap warga sipil, membunuh anak-anak sebagai hobi, dan bahwa tujuan utamanya adalah untuk menggusur warga masyarakat.
Kantor tersebut menganggap pernyataan Golan sebagai “pengakuan yang jelas tentang genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina kami.”
Sebelumnya pada hari Selasa, Golan mengutuk praktik negara Yahud1 di Jalur Gaza, dengan menyatakan bahwa negara yang rasional tidak melancarkan perang terhadap warga sipil, tidak membunuh anak-anak sebagai hobi, dan tidak menempuh kebijakan penggusuran.
Golan, mantan wakil kepala staf militer penjajah negara Yahud1, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Otoritas Penyiaran negara Yahud1, “Negara yang rasional tidak berperang melawan warga sipil, tidak membunuh anak-anak sebagai hobi, dan tidak menetapkan tujuan seperti menggusur penduduk.”
Ia menambahkan, sambil memperingatkan: “negara Yahud1 sedang dalam perjalanan menjadi negara paria di antara negara-negara lain, seperti Afrika Selatan di masa lalu, jika tidak kembali dan beroperasi sebagai negara yang rasional.”
.Dalam konteks yang sama, media pemerintah tersebut menganggap “Amerika Serikat dan negara-negara yang terlibat dalam kejahatan genosida, seperti Inggris, Jerman, dan Prancis, sepenuhnya bertanggung jawab atas kejahatan brutal ini melalui dukungan politik dan militer mereka yang tidak terbatas terhadap penjajah ini.”
Ia meminta masyarakat internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Pengadilan Kriminal Internasional, dan organisasi hak asasi manusia untuk menghentikan kebungkaman mereka dan mengambil tindakan segera untuk mengakhiri pembantaian keji ini dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin negara Yahud1.
Dalam beberapa hari terakhir, tentara negara Yahud1 telah mengintensifkan serangannya di Jalur Gaza sebagai bagian dari perluasan perang pemusnahannya, terutama setelah mengumumkan peluncuran operasi militer darat di beberapa wilayah di Jalur Gaza pada hari Ahad.
Pada awal Mei, Kabinet Keamanan negara Yahud1 menyetujui rencana operasi “Gideon Wagons”, dan pemerintah kemudian mulai mempersiapkannya dengan memanggil puluhan ribu tentara cadangan. Operasi tersebut mencakup “evakuasi lengkap seluruh penduduk Gaza dari zona pertempuran, termasuk Gaza utara, ke daerah-daerah di Jalur Gaza selatan,” dengan tentara “tetap” berada di daerah mana pun yang “dijajahnya,” menurut komisi tersebut.
Dengan dukungan penuh Amerika, negara Yahud1 telah melakukan kejahatan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 174.000 warga Palestina syhaid atau cedera, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang dinyatakan hilang, selain ratusan ribu orang mengungsi (Palinfo/Kho)