
Perang negara Yahudi di Gaza telah mengakibatkan syahid dan cedera lebih dari 176.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita (Reuters),foto diambil dari Al Jazeera Net
Militer penjajah negara Yahudi mengintensifkan serangannya di berbagai bagian Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 20 orang dan melukai beberapa lainnya sejak fajar pada hari Sabtu (24/5/2025).
Mengutip Al Jazeera Net pada 24 Mei 2025 | Terakhir diperbarui: 10:55 (Waktu Makkah), sumber medis mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa empat warga Palestina, termasuk dua anak-anak dan seorang wanita, syahid dan puluhan lainnya cedera dalam serangan udara negara Yahudi di sebuah apartemen di lingkungan Al-Amal di sebelah barat Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.
Saksi mata mengatakan bahwa sejumlah warga Palestina terluka dalam serangan udara negara Yahudi yang menargetkan sebuah tenda yang menampung orang-orang terlantar di daerah Al-Mawasi di sebelah barat Khan Yunis.
Pernyataan singkat yang dikeluarkan oleh administrasi Rumah Sakit Al-Awda di Jalur Gaza bagian tengah menyatakan bahwa seorang warga Palestina syahid dan lima lainnya, termasuk seorang anak, cedera dalam serangan udara negara Yahudi yang menargetkan sebuah rumah di dekat Masjid Al-Qassam di Nuseirat.
Dalam pernyataan kedua, administrasi rumah sakit mengatakan bahwa dua warga Palestina, termasuk seorang anak, cedera dalam pengeboman negara Yahudi terhadap sebuah rumah di sebelah timur kota Al-Zawayda di Jalur Gaza bagian tengah.
Di wilayah utara, kendaraan militer dan pesawat nirawak melepaskan tembakan hebat di sebelah timur kota Jabalia dan Beit Lahia.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengungkapkan bahwa 21 warga Palestina telah tewas dalam pengeboman negara Yahudi di Jalur Gaza sejak fajar hari ini.
Sejak 7 Oktober 2023, negara Yahudi, dengan dukungan penuh Amerika, telah melakukan genosida di Gaza, yang menyebabkan lebih dari 176.000 warga Palestina syahid dan cedera , kebanyakan dari mereka anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang dinyatakan hilang, selain ratusan ribu orang mengungsi. (Aljazeera/Anadolu/Kho)