
Militer penjajah dituduh menyembunyikan angka sebenarnya kerugian di antara prajuritnya (media sosial)
Brigade Izzuddin Al-Qa554m, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Ham4s), mengumumkan bahwa dua hari lalu mereka telah menyerang “pasukan Zionis yang terdiri dari 10 tentara, membunuh dan melukai mereka” di Al-Atatra, Beit Lahia, di Jalur Gaza utara.
Mengutip Al Jazeera Net pada 27 Mei 2025 jam 14:08 (waktu Mekah), media negara Zionis melaporkan hari ini bahwa dua tentara terluka parah dalam bentrokan di Beit Lahia, utara Jalur Gaza.
Pada hari Senin, Al-Qa554m mengungkapkan bahwa mereka telah melakukan operasi ganda yang menargetkan pasukan militer penjajah negara Zionis yang bersembunyi di dalam sebuah rumah di kota Al-Qarara, timur Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh Brigade tersebut yang mengatakan, “Para pejuang Al-Qa554m, sekembalinya dari garis konfrontasi, mengonfirmasi bahwa mereka telah meledakkan rumah tersebut dengan sejumlah alat peledak berkekuatan tinggi, yang menyebabkan keruntuhan rumah tersebut dan tewasnya serta cederanya sejumlah tentara negara Zionis.”
Pernyataan itu menambahkan bahwa “para pejuang Qassam juga meledakkan terowongan atas sekelompok tentara yang tiba di lokasi kejadian, dan bentrokan langsung terjadi dengan mereka menggunakan senjata ringan. Helikopter negara Zionis juga terlihat mendarat untuk mengevakuasi yang terluka dari lokasi operasi.”
Brigade tersebut menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa operasi ini dilakukan pada Selasa pagi, 20 Mei, dengan mencatat bahwa hal itu “dilakukan dalam rangka menanggapi kejahatan penjajah dan sebagai kelanjutan dari perlawanan.”
Menurut data militer negara Zionis, 854 perwira dan prajurit telah tewas sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, termasuk 413 prajurit yang tewas dalam pertempuran darat.
Data negara Zionis menjelaskan bahwa 5.846 perwira dan prajurit telah terluka sejak awal perang, termasuk 2.641 prajurit dalam pertempuran darat. Data ini mencakup perwira dan prajurit yang terbunuh dan terluka di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan negara Zionis, tetapi tidak termasuk personel polisi dan intelijen.
Bertentangan dengan angka yang diumumkan, tentara negara Zionis dituduh menyembunyikan jumlah sebenarnya korbannya, terutama mengingat banyaknya pengumuman perlawanan Palestina tentang operasi dan penyergapan terhadap personilnya, yang dinyatakan mengakibatkan kematian dan cedera.
Dengan dukungan Amerika, negara Zionis telah melakukan kejahatan genosida di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 176.000 warga Palestina syahid dan cedera, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang dinyatakan hilang, selain ratusan ribu orang mengungsi (Aljazeera/Kho).