
Tangkapan layar Al Jazeera Net
Sebuah perusahaan Amerika, yang didukung oleh tentara penjajah negara Zionis, kehilangan kendali atas pusat bantuan yang dibuka di Rafah, sebelah selatan Jalur Gaza, pada hari Selasa (27/05/2025). Pasukan negara Zionis melepaskan tembakan setelah kerumunan warga Palestina berkumpul di lokasi tersebut.
Mengutip Al Jazeera Net pada 27 Mei 2025 jam 23:53 (waktu Mekah), bahwa Israel Hayom melaporkan bahwa tentara negara Zionis melepaskan tembakan ke udara di pusat distribusi bantuan itu dan memanggil helikopter ke daerah tersebut “untuk menyelamatkan personil perusahaan Amerika.”
Surat kabar tersebut mengutip sumber yang mengatakan bahwa pasukan tentara negara Zionis “berhasil mengosongkan sebagian kompleks tersebut, dan masih ada celah di pagar tempat warga berhamburan.”
Otoritas Penyiaran negara Zionis melaporkan bahwa orang-orang bersenjata yang berafiliasi dengan perusahaan Amerika kehilangan kendali atas pusat bantuan tersebut dan sebagian peralatan perusahaan dirampas di lokasi .
Yedioth Ahronoth juga melaporkan, mengutip sebuah sumber, bahwa orang-orang bersenjata yang berafiliasi dengan perusahaan Amerika meninggalkan daerah itu setelah terjadi kerumunan besar.
Sementara itu, Channel 13 negara Zionis melaporkan bahwa tentara negara Zionis “menyelamatkan staff perusahaan Amerika dari pusat bantuan di Rafah.”
Sementara itu, Channel 12 melaporkan bahwa “kepadatan dan tekanan yang parah di pusat bantuan baru menyebabkan warga Gaza merampas segalanya,” dengan mencatat bahwa mereka “mengambil semua bantuan, peralatan, meja, kursi, dan semua yang mereka temukan.”
“Kegagalan yang Membawa Bencana”
Sementara itu, Ismail Thawabtah, direktur jenderal kantor media pemerintah di Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera Net bahwa warga Palestina terluka setelah pasukan penjajah negara Zionis campur tangan dan melepaskan tembakan di lokasi tersebut, menganggap penjajah bertanggung jawab atas “kegagalan luar biasa” ini.
Thawabtah membenarkan bahwa “proyek penjajah negara Zionis untuk mendistribusikan bantuan di lokasi yang disebut Zona Penyangga itu telah gagal total, berdasarkan fakta di lapangan.”
Ia menjelaskan bahwa “ribuan orang yang kelaparan, dikepung oleh penjajah dan diputus dari makanan dan obat-obatan selama hampir 90 hari,” bergegas ke daerah-daerah tersebut “dalam sebuah pemandangan yang tragis dan menyakitkan yang berakhir dengan penyerbuan pusat-pusat distribusi dan perampasan makanan di bawah tekanan kelaparan yang mematikan, dan intervensi pasukan penjajah yang melepaskan tembakan dan melukai sejumlah warga.”
Ia menganggap apa yang terjadi hari ini sebagai “bukti nyata kegagalan penjajah dalam mengelola situasi kemanusiaan, yang sengaja diciptakannya melalui kebijakan kelaparan, pengepungan, dan pemboman.”
Thawabat menganggap penjajah negara Zionis sepenuhnya bertanggung jawab secara hukum dan kemanusiaan atas situasi ini, dengan menyatakan kecamannya terhadap penggunaan bantuan sebagai “senjata perang dan alat pemerasan politik,” dan bertanggungjawab atas pencegahan masuknya bantuan melalui penyeberangan resmi dan PBB serta organisasi internasional.
Kantor Media Pemerintah menegaskan penolakan tegasnya terhadap proyek apa pun yang bergantung pada “zona penyangga” atau “koridor kemanusiaan” di bawah pengawasan penjajah negara Zionis.
Perkembangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah sebuah perusahaan Amerika, yang disebut Yayasan Kemanusiaan Gaza, mulai mendistribusikan bantuan di Jalur yang terkepung sebagai bagian dari rencana negara Zionis-Amerika yang ditolak oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah organisasi internasional karena rencana tersebut mendorong warga untuk mengungsi, membahayakan ribuan orang, dan mengaitkan bantuan dengan tujuan politik dan militer.
Situs web Amerika Axios mengutip pernyataan perusahaan tersebut bahwa “jumlah warga Palestina yang datang hari ini untuk menerima bantuan sangat banyak,” seraya mencatat bahwa timnya telah menarik diri dari lokasi.
“Alat Penipuan”
Di sisi lain, Perkumpulan Nasional Suku-suku, Klan, dan Keluarga Palestina di Gaza menyatakan bahwa “adegan kekacauan dan keruntuhan yang menyertai peluncuran apa yang disebut mekanisme negara Zionis untuk mendistribusikan bantuan di Jalur Gaza, yang jelas terlihat sejak hari pertama pelaksanaannya, benar-benar sangat mengganggu.”
Perkumpulan tersebut menambahkan, “Penangkapan seorang warga Palestina membuktikan bahwa mekanisme ini tidak lebih dari sekadar alat untuk menipu dan memikat warga, dalam upaya terang-terangan untuk memiliterisasi bantuan dan menggunakannya untuk tujuan militer yang melayani agenda kriminal penjajah.”
“Bantuan yang Dicuri”
Rami Abdo, direktur Euro-Mediterranean Human Rights Monitor, mengatakan bahwa bantuan yang didistribusikan hari ini di Rafah dicuri oleh sebuah perusahaan Amerika dan tentara negara Zionis dari Yayasan Rahma International.
Abdo menjelaskan bahwa “yayasan tersebut ditipu dan sejumlah truk diambil darinya, supaya mereka (perusahaan Amerika) kemudian mendistribusikannya sendiri.”
Kantor Media Pemerintah di Gaza juga mengatakan bahwa perusahaan Amerika, dengan dukungan langsung dari otoritas penjajah, “menyita sejumlah truk bantuan milik sebuah organisasi kemanusiaan internasional yang beroperasi di Jalur Gaza, setelah organisasi tersebut disesatkan dengan keyakinan bahwa bantuan tersebut akan dikirimkan ke dalam Jalur Gaza secara resmi dan terkoordinasi.”
Kantor tersebut menambahkan bahwa perusahaan Amerika tersebut kemudian, dengan perlindungan penjajah, “mengalihkan truk-truk ini ke pusat distribusinya sendiri di apa yang disebut zona penyangga, dan mulai mendistribusikannya kepada warga sipil yang kelelahan karena pengepungan dan kelaparan sistematis.” (Aljazeera/medianegarazionis/Kho)