
foto Pusat Informasi Palestina
Kuala Lumpur – Berbagai organisasi masyarakat sipil di Malaysia telah mengumumkan peluncuran prakarsa internasional yang digambarkan sebagai yang terbesar dari jenisnya, yang bertujuan untuk memutus blokade yang diberlakukan di Jalur Gaza melalui gerakan angkatan laut global yang terdiri dari 1.000 kapal yang berangkat dari berbagai benua. Prakarsa ini dianggap sebagai “Intifada hati nurani manusia” untuk mendukung Palestina dan meminta pertanggungjawaban penjajah negara Zionis atas kejahatannya yang terus berlanjut.
Mengutip Pusat Informasi Palestina, pada Minggu, 15 Juni 2025, 09:55, bahwa hal ini disampaikan dalam konferensi pers yang diadakan di ibu kota, Kuala Lumpur, di mana Azmi Abdul Hamid, Ketua Dewan Koordinasi Organisasi Islam Malaysia (MAPIM), mengumumkan bahwa prakarsa tersebut muncul sebagai tanggapan atas eskalasi penjajahan negara Zionis dan kejahatan genosida terhadap rakyat Gaza. Ia menekankan bahwa proyek tersebut menerima dukungan yang semakin besar dari organisasi-organisasi di Eropa, Asia, dan Amerika Latin.
Abdul Hamid menjelaskan bahwa penyitaan Madeleine baru-baru ini oleh pasukan penjajah negara Zionis telah berkontribusi untuk memfokuskan kembali perhatian pada bencana kemanusiaan di Gaza dan telah menyebabkan mobilisasi baru di antara gerakan solidaritas di seluruh dunia. Ia menambahkan bahwa “armada 1.000 kapal” akan lebih komprehensif dan terkoordinasi daripada Armada Kebebasan 2010, yang dipimpin oleh Mavi Marmara.
Menurut pernyataan bersama yang ditandatangani oleh puluhan lembaga Malaysia, tujuan gerakan maritim adalah untuk segera mencabut blokade, mengamankan bantuan kemanusiaan, memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Gaza, dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin penjajah atas kejahatan perang.
Inisiatif tersebut juga berupaya mendorong pemerintah untuk memikul tanggung jawab mereka dengan memberikan perlindungan bagi warga negara mereka yang berpartisipasi, yang akan meningkatkan tekanan internasional terhadap negara Zionis.
Dalam konteks terkait, aktivis Malaysia mengorganisir protes di depan kantor pusat Otoritas Investasi Malaysia, di mana mereka menuntut diakhirinya hubungan dengan perusahaan-perusahaan yang mendukung penjajah negara Zionis, terutama perusahaan Amerika Caterpillar, yang dituduh memasok peralatan yang digunakan dalam operasi pembongkaran dan pembangunan permukiman Yahudi. Para demonstran menganggap kerja sama yang berkelanjutan dengan perusahaan-perusahaan ini sebagai “keterlibatan dalam kejahatan genosida.”
Secara terpisah, MAPIM mengumumkan langkah-langkah praktis untuk memperluas cakupan kampanye, dengan mendirikan sekretariat internasional dan dana keuangan untuk mendukung persiapan logistik dan teknis untuk peluncuran armada, dengan undangan terbuka kepada perusahaan-perusahaan dan individu untuk berkontribusi pada keberhasilan inisiatif ini.