
Orang-orang membawa suplai bantuan dari Yayasan Kemanusiaan Gaza di Jalur Gaza bagian tengah [File: Eyad Baba/AFP], foto diambil dari Al Jazeera Com
Tiga belas warga Palestina yang kelaparan gugur syahid saat mereka mencoba mendapatkan makanan di dekat Koridor Netzarim dan di area al-Mawasi Rafah.
Pasukan negara Zionis telah membunuh 59 warga Palestina di seluruh Gaza, setidaknya 17 diantaranya saat mencoba mendapatkan makanan di lokasi bantuan yang dioperasikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang kontroversial yang didukung Amerika Serikat dan negara Zionis, menurut Kementerian Kesehatan, kasus gugur syahid terbaru di wilayah yang oleh para kritikus dijuluki sebagai “rumah jagal manusia”.
Mengutip situs Al Jazeera Com pada 15 Jun 2025, petugas medis di Rumah Sakit al-Awda di Gaza tengah pada hari Ahad mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya tiga orang syahid dan puluhan lainnya terluka oleh tembakan negara Zionis saat mereka mencoba mendekati lokasi GHF di dekat yang disebut Koridor Netzarim, dengan penuh kelelahan mencari paket makanan yang kecil untuk keluarga mereka yang kelaparan.
Setidaknya 10 pencari bantuan lainnya dilaporkan gugur syahid dan lebih dari 50 lainnya terluka di Gaza selatan. Banyak korban syahid dan terluka dibawa ke Rumah Sakit Palang Merah di Rafah, menurut petugas medis.
“Orang-orang memberi tahu kami bahwa militer negara Zionis tidak memperingatkan kerumunan yang kelaparan sebelum menembaki mereka, yang mengakibatkan jatuhnya korban sipil yang sangat banyak,” lapor Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera dari Deir el-Balah di Gaza tengah.
Ahmed al-Masri, yang meninggalkan salah satu titik bantuan dengan tangan kosong, menggambarkan penembakan itu sebagai “jebakan”.
Beberapa serangan udara negara Zionis juga menghantam Gaza selatan pada hari Ahad, mengakibatkan sedikitnya 12 warga Palestina gugur syahid di sana. Tujuh orang lainnya syahid ketika serangan negara Zionis menargetkan sekelompok orang di kota Beit Lahiya di utara Gaza, kata petugas medis.
Setidaknya delapan orang syahid oleh serangan negara Zionis di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah. Kantor berita Palestina Wafa melaporkan bahwa serangan terhadap bangunan tempat tinggal itu juga melukai beberapa orang.
Tingkat kelaparan yang mengkhawatirkan dan momok kelaparan telah mendorong orang-orang pergi ke beberapa titik distribusi makanan di Gaza meskipun bahaya yang ditimbulkannya sangat besar. Namun, pasukan negara Zionis telah menyiapkan untuk mereka para penembak jitu dan bom. Akibatnya Ratusan warga Palestina gugur syahid dalam penembakan massal yang terjadi hampir setiap hari, dan GHF dituduh menjadikan bantuan sebagai senjata.
Pada hari Sabtu, sedikitnya 79 warga Palestina syahid, banyak dari mereka saat mencari bantuan. Petugas medis di Rumah Sakit al-Awda dan Al-Aqsa di Gaza tengah mengatakan sedikitnya 15 orang syahid saat mereka mencoba mendekati lokasi distribusi bantuan GHF di dekat Koridor Netzarim.
Belum ada komentar dari militer negara Zionis terkait serangan hari Ahad.
‘Lokasi eksekusi’
GHF mulai mendistribusikan bantuan di Gaza pada akhir Mei setelah negara Zionis mencabut sebagian blokade total selama tiga bulan terhadap makanan, obat-obatan, dan bahan-bahan pokok lainnya.
Abu Azzoum mengatakan warga Palestina mulai melihat pusat distribusi GHF sebagai “lokasi eksekusi”, mengingat serangan yang terjadi berulang kali di sana.
GHF mengatakan lokasi bantuannya ditutup pada hari Sabtu. Namun, para saksi mengatakan ribuan orang tetap berkumpul di dekat lokasi tersebut, sangat membutuhkan makanan karena blokade dan operasi militer negara Zionis telah membawa wilayah tersebut ke ambang kelaparan.
Awal bulan ini, operasi di pusat distribusi bantuan kelompok itu juga dihentikan sementara menyusul beberapa insiden kekerasan mematikan, di mana pasukan negara Zionis menembaki para pencari bantuan Palestina.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa setidaknya 274 orang sejauh ini telah gugur syahid, dan lebih dari 2.000 orang terluka, di dekat lokasi distribusi bantuan sejak GHF memulai operasi di Gaza.
Militer negara Zionis telah mengakui telah menembaki para pencari bantuan, tetapi mengklaim bahwa mereka melepaskan tembakan hanya ketika “tersangka” menyimpang dari rute yang ditetapkan ke lokasi distribusi GHF.
Hamas menuduh negara Zionis “menggunakan kelaparan sebagai senjata perang dan mengubah lokasi distribusi bantuan menjadi perangkap pembunuhan massal warga sipil yang tidak bersalah”.
Negara Zionis dan AS mengatakan sistem baru itu dimaksudkan untuk menggantikan jaringan yang dijalankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mereka menuduh Hamas, tanpa memberikan bukti, telah menyedot bantuan yang disediakan PBB dan menjualnya kembali untuk mendanai kegiatan militernya.
negara Zionis juga mengakui mendukung geng-geng bersenjata di Gaza, yang dikenal dengan kegiatan kriminalnya, untuk melemahkan Hamas. Geng-geng itu telah dituduh melakukan penjarahan bantuan.
Pejabat PBB membantah Hamas telah mengalihkan sejumlah besar bantuan dan mengatakan sistem baru tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan yang meningkat dan juga mengabaikan organisasi-organisasi yang telah berpengalaman selama puluhan tahun dalam mendistribusikan bantuan ke seluruh wilayah kepada seluruh warga.
PBB juga telah melabeli distribusi bantuan GHF sebagai tidak memadai, berbahaya, dan melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan.
“Menurut saya, GHF telah gagal, dari sudut pandang kemanusiaan yang berprinsip,” kata Jens Laerke, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), kepada wartawan di Jenewa pada hari Jumat. “Mereka tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh operasi kemanusiaan, yaitu menyediakan bantuan kepada orang-orang di tempat mereka berada, dengan cara yang aman dan terjamin.”