
Presiden AS Donald Trump menolak mengungkapkan apakah ia meminta negara Zionis menghentikan serangan terhadap Iran, menurut Reuters. (Reuters), foto diambil dari situs Al Jazeera Net
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Ahad bahwa Amerika Serikat akan terus mendukung negara Zionis dalam membela diri, tetapi ia juga berharap negara Zionis dan Iran akan mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Mengutip situs Al Jazeera Net pada 16 Juni 2025, Trump mengatakan kepada wartawan dalam perjalanan menuju KTT G7 di Kanada bahwa terkadang negara-negara harus bertempur sebelum mencapai kesepakatan.
Presiden AS juga menolak, menurut Reuters, untuk mengungkapkan apakah ia telah meminta negara Zionis untuk menghentikan serangan terhadap Iran.
Dalam pernyataan terpisah kepada ABC News pada hari Ahad, Trump mengatakan Amerika Serikat mungkin akan campur tangan untuk mendukung negara Zionis dalam menghabisi program nuklir Iran.
Ia menambahkan bahwa negaranya saat ini tidak terlibat dalam konfrontasi tersebut, dengan menjelaskan bahwa tidak ada batas waktu bagi Iran untuk datang ke meja perundingan dengan Amerika Serikat.
Ia menekankan bahwa ia “terbuka” bagi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bertindak sebagai mediator untuk mengakhiri konflik ini, dengan mengatakan, “Ia siap. Ia menelepon saya tentang hal itu. Kami telah berbicara panjang lebar.”
Sebelumnya, Presiden AS mengatakan bahwa sejumlah kontak dan pertemuan tengah berlangsung untuk meredakan situasi, seraya menekankan bahwa “Iran dan negara Zionis harus mencapai kesepakatan, dan kami akan melakukan kontak agar tercapai perdamaian di antara mereka dalam waktu dekat.”
Sejak kembali ke Gedung Putih untuk masa jabatan kedua, Trump telah berulang kali mengancam akan mengebom Iran untuk menghancurkan program nuklirnya kecuali jika negara itu mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat.
Namun, putaran keenam negosiasi tidak langsung antara Washington dan Teheran, yang dijadwalkan pada hari Ahad di Kesultanan Oman, dibatalkan setelah negara Zionis melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran pada hari Jumat, yang menargetkan fasilitas nuklir, lokasi militer dan sipil, serta lingkungan permukiman, yang menewaskan puluhan orang, termasuk komandan militer senior dan ilmuwan nuklir.