
Pasukan Iran telah berulang kali mengonfirmasi kemampuan mereka untuk mengganggu navigasi melalui Selat Hormuz (Reuters), foto diambil dari situs Al Jazeera Net
Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Kaja Kallas memperingatkan pada hari Senin bahwa penutupan Selat Hormuz oleh Iran akan “sangat berbahaya.”, demikian seperti dilansir situs Al Jazeera Net pada 23 Juni 2025 | Terakhir diperbarui: 15:17 (Waktu Mekkah).
Hal ini terjadi di tengah ancaman Iran untuk membalas serangan AS yang menargetkan situs nuklir Iran pada Ahad pagi.
Parlemen Iran dengan suara bulat telah memilih untuk menutup Selat Hormuz.
Pejabat Eropa mengatakan bahwa UE menyerukan solusi diplomatik dan de-eskalasi.
Kallas mengindikasikan bahwa para menteri luar negeri Eropa sedang fokus selama pertemuan di Brussels untuk menemukan “solusi diplomatik” setelah serangan AS terhadap situs nuklir Iran.
Dalam pernyataan kepada wartawan, ia menekankan bahwa “ketakutan akan respons dan eskalasi perang sangat besar, terutama Iran yang menutup Selat Hormuz, yang sangat berbahaya dan tidak akan menguntungkan siapa pun.”
Serangan AS terhadap situs nuklir utama di Iran memang telah memicu kekhawatiran akan potensi gangguan pengiriman di Selat Hormuz.
Teheran belum menindaklanjuti ancamannya untuk membalas Amerika Serikat, baik dengan menargetkan pangkalan AS di wilayah tersebut atau mencoba merusak pasokan minyak global.
Namun, Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan bahwa perkiraan menunjukkan peluang 52% bahwa Iran akan menutup Selat Hormuz pada tahun 2025, berdasarkan data dari Bull Market.
Goldman Sachs mengatakan, “Meskipun berbagai peristiwa di Timur Tengah masih bergejolak, kami mengharapkan insentif ekonomi yang kuat dari berbagai negara—termasuk Amerika Serikat dan Tiongkok—untuk mencegah gangguan yang berkepanjangan dan besar-besaran di Selat Hormuz.”
Pengiriman Minyak
Hampir seperempat pengiriman minyak global melewati selat tersebut, yang dimiliki Iran bersama Oman dan Uni Emirat Arab.
.
Press TV Iran melaporkan kemarin bahwa keputusan akhir untuk menutup Selat Hormuz setelah serangan AS berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, setelah laporan bahwa parlemen telah menyetujui tindakan tersebut.
Neil Roberts, kepala maritim dan penerbangan di Lloyd’s Market Association, mengatakan tindakan AS meningkatkan kemungkinan Iran atau Houthi akan membalas terhadap target yang relevan.
Mengingat “penurunan signifikan” jumlah kapal Barat di Laut Merah, Roberts mengatakan bahwa kemungkinan besar serangan terhadap target di Selat Hormuz akan lebih besar.