
Foto Al Jazeera Net
Ledakan dua kendaraan negara Zionis di kota Khan Yunis di Jalur Gaza selatan merupakan operasi rumit yang menunjukkan keunggulan pejuang perlawanan, menurut pakar militer Mayor Jenderal Fayez al-Duwairi.
Mengutip situs Al Jazeera Com pada 26 Juni 2025 | Terakhir diperbarui: 08:35 (waktu Mekkah), bahwa penyergapan, yang dilakukan oleh Brigade Al-Qa554m—sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas)—terjadi pada hari Selasa terhadap dua pengangkut personel lapis baja negara Zionis di wilayah Ma’an, yang berada di bawah kendali pasukan penjajah. Penyergapan tersebut mengakibatkan tujuh orang tewas, termasuk seorang perwira, dan beberapa lainnya terluka.
Dalam analisis untuk Al Jazeera, Al-Duwairi mengatakan bahwa penyergapan tersebut terjadi di wilayah operasional, yang berarti memerlukan persiapan dan pemantauan selama berhari-hari. Selain itu, penyergapan dilakukan dengan jumlah pejuang sesedikit mungkin, dengan yang lainnya hadir untuk melaksanakan tugas lain.
Al Jazeera memperoleh rekaman yang menunjukkan dua pejuang Al-Qa554m menghancurkan dua kendaraan yang berada di area terbuka dan menyaksikan baku tembak hebat.
Momentum Menentukan
Menurut pakar militer tersebut, pejuang Al-Qa554m memanfaatkan momen penting ketika komandan kendaraan—yang kemudian terbakar habis—meninggalkan palka dan membiarkan pintu kendaraan itu terbuka. Ini memberikan kesempatan untuk melemparkan alat peledak langsung ke dalam, daripada meletakkannya di bawah.
Namun, operasi ini membutuhkan keberanian besar dari pejuang Al-Qa554m, yang melaksanakan operasi dengan sangat teguh, menurut al-Duwairi. Ia mencatat bahwa alat peledak yang digunakan untuk meledakkan kendaraan itu dikembangkan secara lokal, beroperasi dengan sekering peledak yang ditarik beberapa detik sebelum ledakan.
Operasi itu dilakukan oleh pejuang yang tergabung dalam Brigade Khan Yunis, yang komandannya, Mahdi Kaware’, sebelumnya diumumkan dibunuh oleh tentara negara Zionis. Kaware’ juga bentrok dengan pasukan penjajah selama penyerbuan mereka ke kota itu pada awal perang, menurut jurnalis Al Jazeera Tamer al-Mashaal.
Salah satu dari dua pejuang melemparkan alat peledak Shawaaz ke dalam kabin salah satu kendaraan, sebuah alat yang mengharuskan detonatornya ditarik keluar segera sebelum diledakkan. Pejuang lainnya menempelkan alat peledak itu ke badan kendaraan pengangkut kedua.
Radio militer negara Zionis melaporkan menerima laporan pertama penyergapan pada pukul 5:30 sore waktu setempat kemarin, mengenai kendaraan pengangkut personel lapis baja Puma milik pasukan teknik tempur, yang terbakar.