
Foto kantor berita Quds Press
Kairo – Parlemen Arab mengatakan pada hari Jumat bahwa dunia sedang menghadapi fase berbahaya yang mendefinisikan ulang konsep terorisme, terutama ketika hal itu dipraktekkan secara resmi dan sistematis, seperti yang dilakukan penjajah negara Zionis di wilayah Palestina, khususnya di Jalur Gaza, demikian seperti dilansir kantor berita Quds Press pada 4 Juli 2025 22:13.
Hal ini terjadi selama intervensi oleh Anggota Parlemen Arab Nasser Abu Bakr, pada pertemuan virtual yang diselenggarakan oleh Kantor Kontra-Terorisme Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang berjudul “Tren, Tantangan, dan Ancaman Baru di Bidang Terorisme,” dengan partisipasi perwakilan parlemen dan badan-badan internasional.
Abu Bakr menekankan bahwa apa yang telah dilakukan oleh penjajah negara Zionis selama lebih dari satu setengah tahun merupakan “bentuk nyata terorisme negara,” yang mengandung semua unsur kejahatan internasional, mulai dari penargetan sistematis terhadap warga sipil, kebijakan pengepungan dan kelaparan, serta penggunaan kekerasan terhadap kelompok yang paling rentan, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua.
Ia menambahkan bahwa pola terorisme ini mencerminkan bahaya penggunaan alat perang modern, termasuk teknologi militer canggih dan dukungan politik luar negeri, untuk mendukung agenda genosida, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan Konvensi Jenewa.
Ia memperingatkan bahwa kelambanan komunitas internasional dan standar gandanya berkontribusi terhadap kejahatan ini yang mengakar dan bahkan menyebabkan munculnya kembali terorisme dalam bentuk yang lebih kejam dan brutal.
Abu Bakr menekankan bahwa tren baru dalam terorisme memerlukan tinjauan radikal terhadap konsep kontra terorisme, dengan mengakui bahwa terorisme bukan lagi domain eksklusif kelompok bersenjata, tetapi terkadang dipraktekkan oleh militer dan rezim politik dengan dukungan media dan politik.
Anggota Parlemen Arab tersebut menyerukan penyelidikan internasional yang independen terhadap kejahatan yang dilakukan oleh pasukan penjajah terhadap rakyat Palestina dan agar mereka yang terlibat dimintai pertanggungjawaban, dengan menekankan bahwa “perang melawan terorisme yang sesungguhnya dimulai di Palestina, dimana hak-hak dibantai dengan dalih palsu.”
Ia mengakhiri dengan menegaskan kembali komitmen Parlemen Arab untuk berdiri bersama masyarakat internasional dalam menghadapi semua bentuk terorisme, dengan cara demi menjaga keamanan dan stabilitas serta melindungi martabat manusia.