
Tangkapan layar Aljazeera
Investigasi sementara oleh militer negara Zionis telah mengungkap rincian penyergapan tadi malam di Beit Hanoun, utara Jalur Gaza, yang mengakibatkan kematian dan cederanya 19 tentara Zionis, demikian seperti dilansir Al Jazeera pada 07/08/2025 jam 09:55 (waktu Mekkah).
Investigasi tersebut mengungkapkan bahwa serangan itu terjadi ketika dua batalyon bergerak untuk membersihkan daerah tersebut, dan mengakibatkan kematian lima tentara dan cederanya 14 lainnya, dua diantaranya terluka parah dan enam di antaranya terluka sedang, menurut Radio Angkatan Darat negara Zionis.
Rinciannya mengungkapkan bahwa pasukan dari Batalyon ke-97, “Netzah Yehuda,” dari Brigade Kfir, menyeberang jalan dengan berjalan kaki dan dua ranjau diledakkan dari jarak jauh.
Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa selama evakuasi korban luka dari daerah yang dipenuhi ranjau, militan melepaskan tembakan ke tim penyelamat, yang menyebabkan korban tambahan di pihak pasukan pendukung, sehingga semakin mempersulit proses evakuasi.
Kemudian tim penyelamat dikirim lebih banyak lagi untuk mengevakuasi yang terluka.
Tentara negara Zionis menerbitkan foto sejumlah prajuritnya yang tewas di Jalur Gaza utara. Menurut sumber negara Zionis, seorang perwira senior termasuk di antara mereka yang terluka dalam serangan itu.
Sementara itu, Lembaga Penyiaran negara Zionis mengatakan bahwa pasukan yang menjadi sasaran di Beit Hanoun menjadi korban empat alat peledak, satu demi satu, bukan secara bersamaan.
Media negara Zionis melaporkan bahwa evakuasi korban tewas dan terluka dari lokasi penyergapan menggunakan helikopter ke beberapa rumah sakit berlangsung rumit dan memakan waktu hingga beberapa jam.
Sumber berita negara Zionis melaporkan bahwa pasukan negara Zionis dari Batalyon Netzah Yehuda menjadi sasaran penyergapan berlapis dan sangat canggih di Jalur Gaza utara.
Sumber tersebut menjelaskan bahwa penyergapan dimulai dengan peledakan alat peledak dan penembakan terhadap tank dan pasukan negara Zionis di daerah tersebut, diikuti oleh peledakan alat peledak kedua yang menargetkan pasukan penyelamat yang telah tiba untuk menyelamatkan korban cedera..
Sumber-sumber negara Zionis mengatakan bahwa pasukan penyelamat kedua tiba di lokasi dari arah yang berbeda, dan juga dibom, diserang dengan peledak di lokasi, sebelum alat peledak keempat menargetkan tentara yang telah disergap dalam serangan pertama. Itu kemudian diikuti oleh tembakan senjata ringan, dan sebuah robot yang berisi bahan peledak juga menjadi sasaran.
Pesan Al-Qa554m
Brigade Al-Qa554m mengunggah foto di saluran Telegramnya yang mengomentari operasi Beit Hanoun di Jalur Gaza utara.
Foto tersebut memuat kalimat yang ditujukan kepada negara Zionis, yaitu, “Dukungan kalian adalah Kewibawaan Militer kalian.”
Investigasi awal yang dilakukan militer negara Zionis menyatakan bahwa penyergapan setelah meledakkan ranjau merupakan taktik yang digunakan Ham4s dalam insiden serupa sebelumnya.
Operasi perlawanan telah meningkat secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir, yang mengakibatkan kematian dan cederanya puluhan tentara dan perwira di berbagai wilayah Jalur Gaza.
Dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi peningkatan yang nyata dalam operasi perlawanan di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, dimana beberapa tentara negara Zionis telah terbunuh dan terluka.
Juni lalu merupakan bulan paling berdarah bagi tentara negara Zionis, dengan 20 tentara dan perwira tewas dan lainnya terluka, menurut laporan media negara Zionis pekan lalu.
Sejak perang baru di Gaza Maret lalu, 37 perwira dan tentara negara Zionis telah tewas dan sedikitnya 98 terluka. Sejak awal tahun, 50 perwira dan prajurit tewas dan sedikitnya 118 terluka.
Menurut pernyataan militer negara Zionis, 887 perwira dan prajurit telah tewas sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, termasuk 443 selama serangan darat di Gaza.
Reaksi Negara Zionis
Dalam reaksi negara Zionis terhadap penyergapan Beit Hanoun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa tentara mengorbankan nyawa mereka dalam apa yang disebutnya pertempuran untuk mengalahkan Ham4s dan membebaskan semua “sandera.”
Media negara Zionis menerbitkan foto Netanyahu yang tampak cemberut saat diberitahu tentang penyergapan saat berada di Gedung Putih.
Presiden negara Zionis Isaac Herzog menggambarkan apa yang terjadi di Jalur Gaza utara sebagai menyakitkan.
Sementara itu, pemimpin oposisi Yair Lapid menyerukan diakhirinya perang “demi para petempur, keluarga mereka, para sandera, dan negara Zionis.”
Dalam konteks yang sama, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan bahwa perang tidak dapat dimenangkan dengan metode pengelolaan pertempuran seperti ini. Dia menyerukan pengepungan daerah-daerah pertempuran dan “membuat musuh kelelahan sebelum berhadapan dengan para pejuang kita.”
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir menyerukan dipulangkannya tim negosiasi negara Zionis dari Doha.
Dalam konteks ini, anggota Knesset Merav Ben-Ari mengatakan bahwa tentara negara Zionis terbunuh di lokasi yang sama yang telah dijajah pasukan negara Zionis beberapa kali.