
Foto Quds Press
Tepi Barat – Kota-kota di Tepi Barat menyaksikan gelombang demonstrasi besar-besaran pada Sabtu malam, mengecam kebijakan kelaparan yang diberlakukan oleh pasukan penjajah negara Zionis di Jalur Gaza dan agresi serta pembantaian yang terus berlangsung yang menargetkan warga sipil selama lebih dari 652 hari, demikian seperti dilansir kantor berita Quds Press pada 19 Juli 2025 jam 22:03.
Demonstrasi tersebut berangkat dari beberapa kegubernuran, terutama Ramallah, di Tepi Barat tengah, di mana mereka menyusuri jalan-jalan kota, mengibarkan bendera Palestina. Para peserta meneriakkan slogan-slogan dukungan untuk Gaza dan mengutuk agresi yang sedang berlangsung.
Para demonstran mengecam blokade dan kebijakan kelaparan, dan menganggap apa yang terjadi di Jalur Gaza sebagai “perang genosida total,” terutama mengingat penargetan mereka yang mencari bantuan kemanusiaan.
Demonstrasi massa serupa juga terjadi di kota Nablus dan Jenin, di Tepi Barat utara. Para peserta mengungkapkan kemarahan mereka atas kebisuan internasional dan menuntut intervensi segera untuk menghentikan kejahatan yang dilakukan terhadap warga Palestina di Gaza.
Aksi-aksi ini merupakan sambutan atas seruan Gerakan Perlawanan Islam (Ham4s), yang menyerukan masyarakat merdeka di seluruh dunia untuk mengorganisir pawai dan acara solidaritas berskala besar, serta memberikan tekanan politik dan diplomatik untuk mengakhiri agresi dan mencabut pengepungan di Gaza.
Eskalasi protes rakyat di Tepi Barat bertepatan dengan meningkatnya peringatan internasional tentang memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, di tengah terus berlanjutnya penargetan warga sipil, penghancuran infrastruktur, dan penolakan masuknya bantuan.
Sejak 7 Oktober 2023, pasukan penjajah, dengan dukungan penuh Amerika, telah melakukan genosida di Jalur Gaza, termasuk pembunuhan, kelaparan, penghancuran, dan pengungsian, mengabaikan seruan dan perintah internasional dari Mahkamah Internasional untuk menghentikan agresi.