
Seorang aktivis pro-Palestina mengenakan kaus bertuliskan 'All eyes on Rafah' dalam sebuah demonstrasi di Tunis, Tunisia, 9 Juni 2025 [Berkas: Chedly Ben Ibrahim/NurPhoto via Getty Images] Oleh Staf Al Jazeera
Pria, wanita, dan anak-anak terlihat berlarian ke segala arah menghindari serangan tentara negara Zionis terhadap para pencari bantuan yang putus asa.
Personel militer negara Zionis menyemprot merica kepada para pencari bantuan Palestina yang putus asa dan kelaparan di salah satu titik distribusi lembaga bantuan kontroversial GHF di Gaza, menurut sebuah video.
Mengutip Al Jazeera Com pada 20 Juli 2025, dalam video berdurasi 20 detik yang diverifikasi oleh lembaga pemeriksa fakta Al Jazeera, Sanad, pasukan negara Zionis terlihat menyemprotkan merica ke kerumunan di Shakoush di kota Rafah, Gaza selatan.
Video dari ponsel, yang direkam pada 10 Juli dan dirilis di media sosial pada Sabtu malam, menunjukkan tiga tentara bersenjata menggunakan semprotan merica menyerang warga Palestina di titik bantuan GHF yang didukung negara Zionis dan Amerika Serikat.
Pria, wanita, dan anak-anak terlihat berlarian ke segala arah menjauhi para tentara – beberapa menutupi mulut mereka dengan pakaian, yang lain dengan panik bergegas meninggalkan tempat kejadian dengan karung-karung tepung di punggung mereka.
Sejak GHF mulai beroperasi di Gaza pada akhir Mei, setidaknya 891 orang telah tewas saat mencoba mendapatkan makanan, menurut Kementerian Kesehatan Palestina pada Sabtu.
Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa tertanggal 15 Juli menemukan bahwa setidaknya 674 orang tewas “di sekitar lokasi GHF”.
Operasi bantuan yang sangat dikritik ini secara efektif telah melumpuhkan jaringan pengiriman bantuan Gaza yang luas yang dipimpin PBB setelah negara Zionis melonggarkan blokade total selama lebih dari dua bulan di wilayah kantong tersebut.
Video warga Palestina yang disemprot merica muncul di tengah perang genosida negara Zionis di Gaza yang menewaskan setidaknya 84 warga Palestina pada hari Minggu, 73 diantaranya pencari bantuan, hingga pukul 12.30 GMT.
Pada hari Sabtu, 116 warga Palestina syahid di seluruh wilayah kantong tersebut, termasuk setidaknya 38 pencari bantuan. Jumlah tersebut meningkat menjadi 130 orang syahid dan 495 luka-luka pada hari Ahad
Mahmoud Mokeimar, seorang warga Palestina di Gaza, mengatakan ia sedang berjalan bersama kerumunan orang, kebanyakan pemuda, menuju pusat GHF ketika pasukan negara Zionis melepaskan tembakan peringatan dan segera setelahnya melepaskan tembakan.
“Penjajah menembaki kami tanpa pandang bulu,” ujarnya kepada kantor berita The Associated Press.
Mokeimar mengatakan ia melihat setidaknya tiga mayat tak bergerak tergeletak di tanah dan banyak orang yang terluka melarikan diri.
“Kecuali negara Zionis mengizinkan lebih banyak makanan masuk ke Gaza, warga Palestina tidak punya pilihan selain mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk sesuatu yang bisa dimakan,” kata Hind Khoudary dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza.
“Orang tua pergi ke lokasi distribusi GHF untuk mengambil risiko terbunuh atau meninggalkan anak-anak mereka kelaparan. Tidak ada pilihan lain di pasar. Semuanya sangat mahal.”
Sementara itu, warga Palestina, termasuk bayi dan balita, terus meninggal dunia akibat kelaparan di seluruh Gaza.
Razan Abu Zaher, bocah empat tahun, meninggal dunia akibat komplikasi akibat malnutrisi dan kelaparan, ungkap seorang sumber di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Kota Gaza kepada Al Jazeera pada hari Ahad.
Pada hari Sabtu, direktur Rumah Sakit al-Shifa mengatakan dua warga Palestina meninggal dunia akibat kelaparan, termasuk seorang bayi berusia 35 hari.
Pada hari Jumat, Kementerian Kesehatan mengatakan warga Palestina yang kelaparan berdatangan ke unit gawat darurat rumah sakit di seluruh Gaza dalam “jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya”, karena negara Zionis terus membatasi akses makanan di Gaza dan menembak mati orang-orang yang mencari bantuan.