
Foto Quds Press
Gaza – Dalam beberapa jam terakhir, Kota Gaza telah menyaksikan eskalasi militer yang meluas oleh tentara penjajah Zionis, yang mengintensifkan pembomannya di beberapa front di utara, timur, dan selatan kota, menargetkan permukiman, tempat penampungan, dan masjid, yang mengakibatkan pembantaian baru yang merenggut nyawa puluhan warga sipil tak bersenjata, demikian seperti dilansir Quds Press tanggal 22 Agustus 2025 12:03.
Di permukiman Sheikh Radwan, utara kota, penjajah melakukan pembantaian setelah menargetkan Sekolah Amr ibn al-Aas dengan peluru artileri, membunuh 12 warga sipil Palestina dan melukai puluhan lainnya dengan beragam kondisi luka.
Penjajah juga mengebom sebuah tenda yang menampung pengungsi dari keluarga Shahin di Jalan al-Jalaa, membunuh lima orang, termasuk tiga anak-anak.
Di permukiman Sheikh Radwan, utara kota, penjajah melakukan pembantaian setelah menargetkan Sekolah Amr ibn al-Aas dengan peluru artileri, menewaskan 12 warga sipil Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Pendudukan juga mengebom sebuah tenda yang menampung pengungsi dari keluarga Shahin di Jalan al-Jalaa, menewaskan lima orang, termasuk tiga anak-anak.
Saksi mata mengatakan kepada Quds Press bahwa pengeboman tersebut menyebabkan kepanikan ekstrem di kalangan warga Palestina, terutama karena permukiman tersebut telah menjadi tempat penampungan bagi puluhan ribu pengungsi dari permukiman al-Zeitoun, Tal al-Hawa, dan al-Sabra, selatan kota, yang telah dikepung selama hampir dua pekan.
Di kamp pengungsi Jabalia, timur Gaza, Divisi ke-162 negara Zionis melanjutkan operasi militernya untuk hari ketiga berturut-turut, di tengah penilaian bahwa operasi tersebut bertujuan untuk mengepung sisi timur kota dan melakukan pengepungan ketat untuk memaksa penduduk mengungsi ke pusat dan selatan.
Di permukiman Tal al-Hawa dan al-Sabra di tenggara kota, tentara penjajah terus bergerak maju, didukung oleh tank dan artileri. Saksi mata mengatakan kepada Quds Press bahwa tank-tank negara Zionis menguasai Jalan (8) dari sisi timur, sambil terus bergerak perlahan ke arah barat, dengan tujuan memperketat pengepungan kota dari sisi selatan.
Tembakan gencar dari senapan mesin berat memaksa penduduk meninggalkan rumah dan tenda mereka, setelah peluru mengenai beberapa bangunan dan hampir menyebabkan bencana kemanusiaan.
Selama 24 jam terakhir, pesawat-pesawat tempur negara Zionis melancarkan serangkaian serangan brutal yang menargetkan puluhan rumah dan tempat penampungan, termasuk Sekolah al-Falah, yang menampung ribuan pengungsi. Pengeboman tersebut juga menargetkan Masjid Kompleks Islam Al-Istijaba, serta area di sekitar Sekolah al-Sabra dan Pabrik Daloul, serta sebuah rumah milik keluarga al-Omrain.
Dalam perkembangan terkait, saksi mata melaporkan bahwa tentara penjajah Zionis meluncurkan tiga robot berjebakan ke desa Sabra, tetapi robot tersebut gagal meledak, sehingga memicu kepanikan di kalangan penduduk yang terus-menerus takut akan ledakan mendadak dan pembantaian yang diakibatkannya.
Pada hari Rabu, Menteri Pertahanan negara Zionis Yisrael Katz menyetujui rencana militer yang disebut “Gideon 2” untuk menjajah dan menyerang Kota Gaza, meskipun para mediator telah berupaya mencapai kesepakatan dan Ham4s telah menerima usulan tersebut.
Pada tanggal 8 Agustus, kabinet keamanan negara Zionis menyetujui rencana Netanyahu untuk penjajahan bertahap di Jalur Gaza. Rencana ini dimulai dengan pemindahan sekitar satu juta warga Palestina dari Kota Gaza ke selatan, diikuti dengan pengepungan kota dan pelaksanaan serangan ke permukiman, sebelum berlanjut ke tahap kedua, yang bertujuan untuk menjajah kamp-kamp pengungsi di pusat Jalur Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan Amerika, negara Zionis telah melakukan genosida di Jalur Gaza, termasuk pembunuhan, pelaparan, penghancuran, dan pemindahan paksa, mengabaikan seruan dan perintah internasional dari Mahkamah Internasional untuk menghentikannya.