
Meskipun penjajah telah memasuki sebagian besar wilayah Gaza, mereka belum berhasil menghentikan operasi perlawanan yang menyerang pasukannya (Reuters), fot diambil dari Al Jazeera
Media negara Zionis melaporkan bahwa seorang tentara negara Zionis tewas dalam apa yang mereka sebut “insiden keamanan yang sulit” di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, demikian seperti dilansir Al Jazeera pada 23 Agustus 2025, 17.36 (waktu Mekkah).
Media negara Zionis melaporkan bahwa tentara tersebut tewas akibat alat peledak di Khan Yunis.
Media negara Zionis biasanya menggunakan istilah “insiden keamanan yang sulit” ketika faksi-faksi perlawanan melancarkan operasi melawan tentara negara Zionis, yang mengakibatkan kematian dan cedera.
Meskipun negara Zionis telah melakukan invasi ke sebagian besar wilayah Gaza, penjajah sejauh ini gagal menghentikan operasi perlawanan terhadap pasukannya dan posisi militernya di Jalur Gaza, serta tembakan roket yang sesekali menargetkan kota-kota besar dan beberapa daerah di negara Zionis.
Sejak awal perang genosida di Gaza, tentara negara Zionis telah mengakui tewasnya 898 tentara dan luka-luka 6.196 orang, menurut data yang dipublikasikan di situs webnya. Namun, pihak perlawanan mengklaim bahwa jumlah korban jiwa di pihak negara Zionis jauh lebih tinggi.
Dengan sensor militer yang ketat terhadap media di negara Zionis, tentara negara Zionis menghadapi tuduhan dalam negeri karena menyembunyikan korban jiwa dan materi yang lebih besar demi menjaga moral prajurit.
Dengan dukungan Amerika, negara Zionis telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, termasuk pembunuhan, pelaparan, penghancuran, dan pengusiran paksa, mengabaikan semua seruan dan perintah internasional dari Mahkamah Internasional untuk menghentikannya.