
Ratusan warga Palestina turun ke jalan membawa barang-barang mereka untuk mencari perlindungan di daerah yang lebih aman. Mereka terpaksa kembali mengungsi dari utara Jalur Gaza. Serangan tentara Zionis semakin gencar, dan rencana penjajahan mereka pun dijalankan di Kota Gaza, Gaza, pada 26 Agustus 2025. [Abdalhkem Abu Riash - Anadolu Agency], sumber MEMO
PBB pada hari Selasa mengatakan lebih dari 36.000 orang telah mengungsi di seluruh Jalur Gaza sejak serangan terbaru negara Zionis di Kota Gaza dimulai awal bulan ini, Anadolu melaporkan yang kami kutip dari Middle East Monitor pada 26 Agustus 2025 pukul 18.37.
“Orang-orang terus melarikan diri karena takut akan keselamatan mereka, mencari tempat aman di mana pun memungkinkan,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam konferensi pers, mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
“Antara 14 Agustus, ketika serangan di Kota Gaza diumumkan, dan kemarin, mitra yang memantau pergerakan penduduk di Gaza mencatat lebih dari 36.200 pengungsian, termasuk lebih dari 11.600 dari utara ke selatan Jalur Gaza,” katanya.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 2.000 orang terdata antara 24 dan 25 Agustus, tambahnya.
Ia mengatakan: “Mayoritas pengungsi berasal dari permukiman di Kota Gaza, dengan lebih dari dua pertiga pindah ke Deir al Balah dan hampir sepertiganya menuju Khan Younis.”
Pada saat yang sama, Dujarric mencatat bahwa “permusuhan di Jalur Gaza, termasuk penembakan dan serangan udara negara Zionis, terus memberikan dampak yang menghancurkan bagi warga sipil.”
Militer negara Zionis juga telah mengeluarkan “perintah pengungsian baru yang mencakup sekitar satu kilometer persegi di permukiman Addaraj dan Ash Sheikh Radwan di Kota Gaza,” tambahnya.
Last November, the International Criminal Court issued arrest warrants for Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu and his former Defense Minister Yoav Gallant for war crimes and crimes against humanity in Gaza.
Dujarric lebih lanjut menekankan bahwa operasi bantuan masih sangat dibatasi oleh otoritas negara Zionis, sebagaimana ia menyatakan bahwa “kemarin, enam dari 12 misi yang direncanakan yang memerlukan koordinasi dengan negara Zionis telah difasilitasi,” menambahkan bahwa tiga misi terhambat, dua dibatalkan, dan satu misi perbaikan jalan di Khan Younis “ditolak mentah-mentah.”
Negara Zionis telah membunuh hampir 63.000 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023. Kampanye militer telah menghancurkan daerah kantong tersebut, yang sedang menghadapi kelaparan.
November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.