
Seminar Internasional untuk Solidaritas Palestina, 31 Agustus 2025 di Indonesia - foto MEMO
Dr. Mustafa Barghouti, Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina, memperingatkan upaya AS untuk mengeksploitasi keinginan rakyat Indonesia untuk membantu rakyat Gaza sebagai dalih untuk memajukan skema yang bertujuan menggusur paksa warga Palestina dari Jalur Gaza dengan dalih “kemanusiaan”, demikian seperti dilansir Middle East Monitor pada 3 September 2025 pukul 09.25.
Berbicara dalam konferensi pers selama kunjungan resminya ke Indonesia, Barghouti mengatakan bahwa negara Zionis melakukan tiga kejahatan perang besar di Gaza: genosida, pembersihan etnis, dan penerapan hukuman kolektif, termasuk pelaparan. Ia menekankan bahwa yang paling berbahaya dari semua ini adalah upaya untuk mengusir penduduk Gaza dari tanah air mereka setelah memaksa mereka, melalui pemboman berdarah, ke tempat yang telah menjadi kamp penahanan terbesar dalam sejarah modern di selatan Jalur Gaza.
Barghouti menambahkan bahwa rakyat Palestina menghadapi upaya paling serius dalam mengusir mereka dari tanah mereka sejak 1948, dimana negara Zionis mengerahkan berbagai cara untuk mencapai tujuan ini, termasuk pemboman tanpa henti, pelaparan yang disengaja, dan merampas obat-obatan, air, dan listrik warga sipil. Ia menekankan bahwa apa yang disebut “relokasi kemanusiaan” ke negara-negara tertentu, terutama yang jauh, tidak lebih dari dalih jahat untuk mencegah warga Palestina kembali, sebagai bagian dari rencana terpadu untuk melikuidasi perjuangan Palestina.
Ia menyerukan kepada rakyat Indonesia, baik pemimpin maupun rakyat, untuk mengambil empat langkah konkret:
Menolak segala bentuk pembersihan etnis dan pemindahan paksa, meskipun dilakukan dengan kedok kemanusiaan. Pastikan bahwa setiap inisiatif medis atau bantuan tidak menjadi sarana untuk mengusir warga Palestina dari tanah air mereka. Sebaliknya, salurkan upaya untuk mendukung rumah sakit dan institusi medis di Gaza sendiri, seperti yang telah dilakukan Indonesia sebelumnya dengan membangun rumah sakit, dan berikan tekanan kepada negara Zionis untuk menghentikan perang barbarnya dan membuka semua gerbang perbatasan untuk memungkinkan masuknya obat-obatan, peralatan medis, tim medis, dan bantuan kemanusiaan.
Tolak tekanan Amerika dan negara Zionis yang bertujuan menyeret Indonesia menuju normalisasi, dan pertahankan sikap resmi dan populer yang tegas dan berprinsip yang mendukung rakyat Palestina dan menolak segala bentuk hubungan dengan penjajah.
Dorong boikot dan jatuhkan sanksi terhadap negara Zionis, serta bekerja sama dengan negara lain untuk mengisolasinya secara diplomatis dan ekonomi guna menghentikan agresi kriminalnya terhadap rakyat Palestina.
Dukung keteguhan rakyat Palestina di tanah mereka di seluruh Palestina, khususnya di Tepi Barat dan Gaza.
Barghouti expressed gratitude to the Indonesian Foreign Ministry and civil society organisations for their warm welcome and for organising the visit. He also visited the Palestinian Embassy in Jakarta, where he met the Ambassador of Palestine, Dr Zuhair Al-Shan, and thanked him for his reception.
Dr. Barghouti didampingi oleh Adnan Hmidan, anggota Aliansi Internasional untuk Palestina di Inggris, yang menyebut kunjungan tersebut “sangat penting di masa kritis ini.” Hmidan menjelaskan bahwa pemerintah AS telah memberi lampu hijau kepada negara Zionis untuk melakukan kejahatannya di Gaza di tengah kekhawatiran nyata akan adanya tekanan yang diberikan untuk memajukan normalisasi dan penggusuran.
Kunjungan tersebut, yang dikoordinasikan dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia, mencakup serangkaian pertemuan dengan para pejabat, tokoh politik, agama, dan sosial, serta sesi publik dengan akademisi dan aktivis solidaritas, yang membahas cara-cara untuk memperkuat solidaritas rakyat dan pemerintah terhadap perjuangan Palestina.