
Otoritas penjajah Zionis telah memberlakukan izin masuk bagi penduduk tiga kota Palestina di barat laut Al-Quds yang dijajah, sebagai pembukaan untuk menundukkan mereka di bawah penguasaan negara Zionis, demikian seperti dilansir Pusat Informasi Palestina, Sabtu, 20 September 2025, pukul 12.11 siang.
Sumber-sumber di kota Al-Quds mengatakan bahwa pasukan penjajah telah memaksa warga masyarakat kota Beit Iksa, Nabi Samwil, dan desa Khalayleh di Al-Quds untuk mendapatkan izin-izin ini, yang merupakan izin masuk ke wilayah kedaulatan negara penjajah Zionis.
Klausul ketiga dari izin baru tersebut menyatakan bahwa pemegangnya diizinkan untuk memasuki “negara Zionis,” tetapi hanya ke lokasi tertentu dan untuk tujuan tertentu. Ini merupakan deklarasi aneksasi implisit, yang menganggap mengingat wilayah-wilayah ini sebagai wilayah “negara Zionis”.
Tembok apartheid, pos pemeriksaan, dan gerbang militer mengisolasi desa-desa ini dari Tepi Barat, mengisolasi mereka dari lingkungan sekitarnya. Warganya dilarang membangun rumah baru, dan memasukkan barang apapun ke desa-desa ini memerlukan izin, yang menyebabkan penurunan pertumbuhan penduduk di sana.
Para pengamat meyakini bahwa keputusan pendudukan ini merupakan bagian dari rencananya untuk mencaplok dan mengendalikan Tepi Barat, serta kelanjutan dari apa yang disebut proyek “Yerusalem Raya”, yang mengubah puluhan desa dan kota Palestina menjadi kanton-kanton terisolasi.
Menteri Keuangan negara Zionis Bezalel Smotrich, seorang ekstremis, telah mengindikasikan bahwa penjajah bermaksud mencaplok 82% wilayah Tepi Barat.
Otoritas penjajah sebelumnya menyetujui rencana permukiman di sebelah timur Al-Quds jajahan, yang mencakup pembangunan lebih dari 3.401 unit permukiman, di samping pembangunan permukiman baru bernama “’Ashahal”, yang mencakup pembangunan 342 unit permukiman dan gedung umum.
Pembangunan permukiman di wilayah E1 Yerusalem disetujui dengan sangat cepat. Rencana permukiman ini akan membagi Tepi Barat menjadi dua bagian dan mencegah pembangunan proyek-proyek yang menghubungkan Ramallah, Al-Quds, dan Betlehem.