
Sumber peta Al Jazeera
Amerika Serikat telah mempertahankan kehadiran militer di Timur Tengah selama beberapa dekade, saat ini menempatkan antara 40.000 hingga 50.000 tentara di sedikitnya 19 lokasi.
Amerika Serikat mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka sedang mempersiapkan evakuasi sebagian kedutaannya di Irak dan telah mengesahkan “keberangkatan sukarela” tanggungan personil (anggota keluarga) Amerika dari berbagai lokasi di Timur Tengah, termasuk Bahrain, Kuwait, dan Uni Emirat Arab, karena meningkatnya kekhawatiran keamanan regional.
Mengutip situs Al Jazeera Com pada 12 Juni 2025, pada Rabu malam, Presiden AS Donald Trump menjelaskan bahwa keputusan untuk merelokasi staf diambil karena wilayah tersebut “bisa menjadi tempat yang berbahaya”.
Ketegangan telah meningkat baru-baru ini, dipicu oleh negosiasi yang terhenti antara AS dan Iran mengenai program nuklirnya, yang semakin memanas oleh pernyataan berulang negara Zionis bahwa mereka siap melancarkan serangan terhadap Iran.
Di mana pangkalan militer AS di Timur Tengah?
AS telah mengoperasikan pangkalan militer di Timur Tengah selama beberapa dekade.
Menurut Council on Foreign Relations, AS mengoperasikan jaringan luas lokasi militer, baik permanen maupun sementara, di sedikitnya 19 lokasi di kawasan tersebut.
Dari jumlah tersebut, delapan merupakan pangkalan permanen, yang terletak di Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Berapa banyak pasukan AS yang berada di Timur Tengah?
Penempatan tentara pertama AS di Timur Tengah adalah pada bulan Juli 1958 ketika pasukan tempur dikirim ke Beirut selama Krisis Lebanon. Pada puncaknya, terdapat hampir 15.000 Marinir dan pasukan Angkatan Darat di Lebanon.
Pada pertengahan tahun 2025, terdapat sekitar 40.000 hingga 50.000 pasukan AS di Timur Tengah, yang terdiri dari personel yang ditempatkan di pangkalan permanen yang besar dan lokasi terdepan yang lebih kecil di seluruh kawasan.
Negara-negara dengan pasukan AS terbanyak meliputi Qatar, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Instalasi-instalasi ini berfungsi sebagai pusat penting untuk operasi udara dan laut, logistik regional, pengumpulan intelijen, dan proyeksi kekuatan.
Berikut ini adalah beberapa pangkalan penting di wilayah tersebut.
- Pangkalan Udara Al Udeid (Qatar) – Pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, didirikan pada tahun 1996. Dengan luas 24 hektar (60 are), pangkalan ini menampung hampir 100 pesawat terbang serta pesawat nirawak. Pangkalan ini, yang menampung sekitar 10.000 tentara, berfungsi sebagai markas terdepan Komando Pusat AS (CENTCOM) dan telah menjadi pusat operasi di Irak, Suriah, dan Afghanistan.
- Aktivitas Dukungan Angkatan Laut, NSA (Bahrain) – Pangkalan angkatan laut AS saat ini berada di lokasi bekas pangkalan angkatan laut Inggris, HMS Jufair. Pangkalan ini menampung sekitar 9.000 personel Departemen Pertahanan, termasuk staf militer dan sipil. Sebagai markas Armada Kelima Angkatan Laut AS, pangkalan ini menyediakan keamanan bagi kapal, pesawat terbang, detasemen, dan lokasi terpencil di wilayah tersebut.
- Kamp Arifjan (Kuwait) – Kamp Arifjan adalah pangkalan utama Angkatan Darat AS yang terletak sekitar 55 km (34 mil) di tenggara Kota Kuwait. Dibangun pada tahun 1999, pangkalan ini berfungsi sebagai pusat logistik, pasokan, dan komando utama untuk operasi militer AS di Timur Tengah, khususnya di wilayah tanggung jawab CENTCOM AS.
- Pangkalan udara Al-Dhafra (UEA) – Pangkalan strategis yang berfokus pada pengintaian, pengumpulan intelijen, dan dukungan operasi udara tempur. Pangkalan ini menampung pesawat canggih seperti jet tempur siluman F-22 Raptor dan berbagai pesawat pengintai, termasuk pesawat nirawak dan AWACS.