
Foto Quds Press
Parlemen Iran menyetujui penutupan Selat Hormuz di Teluk pada hari Ahad dan meminta badan keamanan tertinggi negara itu untuk membuat keputusan akhir tentang tindakan tersebut, demikian seperti dilansir kantor berita Quds Press pada 22 Juni 2025.
Siapa yang mengendalikan Selat Hormuz?
Selat Hormuz adalah salah satu jalur air terpenting di dunia, yang terletak di antara Kesultanan Oman di selatan dan Iran di utara. Sisi selatan, khususnya perairan teritorial Kesultanan Oman (khususnya Kegubernuran Musandam), berada di bawah kedaulatannya, sementara Iran mengendalikan sisi utara. Selat itu sendiri dianggap sebagai bagian dari perairan internasional, tetapi Iran dan Oman mengendalikan ruang maritim sempit yang dilalui kapal.
Kerangka Hukum Internasional yang Mengatur Selat
Selat Hormuz tunduk pada Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCLOS) tahun 1982, yang menetapkan “hak lintas transit tanpa halangan” bagi kapal-kapal komersial dan militer melalui selat-selat internasional, bahkan jika selat-selat ini melewati perairan teritorial negara-negara berpantai.
Meskipun Iran belum meratifikasi konvensi tersebut, banyak ketentuannya dianggap sebagai bagian dari hukum kebiasaan internasional, termasuk hak lintas transit melalui selat-selat. Jika Iran memutuskan untuk menutup selat tersebut, maka hal itu akan melanggar kebiasaan internasional ini, yang dapat dianggap sebagai tindakan permusuhan oleh masyarakat internasional atau bahkan menjadi dalih untuk intervensi militer.
Pentingnya Selat Hormuz bagi Perdagangan Minyak Global
Sekitar 20 persen dari total pasokan minyak dunia yang diangkut melalui laut melewati Selat Hormuz—sekitar 17-18 juta barel per hari dalam beberapa tahun—sebagian besar berasal dari Arab Saudi, Irak, Kuwait, UEA, dan Qatar. Oleh karena itu, selat ini dianggap sebagai titik sempit yang strategis, dan gangguan apa pun di sana dapat meningkatkan harga minyak global secara signifikan dan mengancam stabilitas pasar energi.
Selat ini juga digunakan untuk pengangkutan gas alam cair (LNG), khususnya dari Qatar, salah satu eksportir gas terbesar di dunia.
Prediksi Reaksi dari Tiongkok dan India
Tiongkok dan India merupakan importir minyak mentah terbesar dari Teluk, dan kedua negara sangat bergantung pada jalur pasokan energi melalui Selat Hormuz:
Tiongkok mengimpor lebih dari 40 persen kebutuhan minyaknya dari negara-negara Teluk. Oleh karena itu, setiap ancaman terhadap selat tersebut dapat mendorongnya untuk mengambil tindakan diplomatik dan mungkin ekonomi untuk melindungi pasokannya. Tiongkok juga dapat berupaya memperkuat kehadiran angkatan lautnya di Samudra Hindia dan Selat Bab el-Mandeb.
India bergantung pada Teluk sebagai sumber energi utama dan mempertahankan pasukan angkatan laut aktif di kawasan tersebut untuk melindungi jalur pelayarannya. Tiongkok diperkirakan akan menentang keras segala gangguan terhadap pelayaran di selat tersebut dan mungkin bersekutu dengan negara-negara lain untuk menekan Iran agar membatalkan keputusan ini.