
Foto Palinfo Com
Gaza – Pasukan penjajah negara Zionis melanjutkan perang genosida mereka di Jalur Gaza untuk hari ke-630 melalui pemboman udara dan artileri, menewaskan orang-orang yang kelaparan dan terlantar, dengan dukungan politik dan militer Amerika, kebungkaman internasional, dan kegagalan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari komunitas internasional.
Koresponden Palinfo Com melaporkan pada Jumat, 27 Juni 2025, 5:43 waktu setempat bahwa pasukan penjajah melancarkan puluhan serangan udara dan melakukan lebih banyak pembantaian, sementara penderitaan lebih dari dua juta orang yang terlantar di tengah kelaparan parah semakin memburuk.
Perkembangan Terbaru
Menurut sumber medis di rumah sakit Gaza, beberapa warga sipil gugur syahid dalam serangan udara negara Zionis di berbagai wilayah Jalur Gaza sejak dini hari ini.syahid dalam aksi penembakan negara Zionis di kota Bani Suhaila, sebelah timur Khan Yunis. Mereka adalah: Ali Mardi Kamel al-Raqab dan Muhammad Ibrahim Abdul Aziz Abu Omar.
Warga Nael Mahmoud al-Dali juga syahid dalam penembakan negara Zionis di dekat wilayah al-Matahen, sebelah utara Khan Yunis.
Nelayan Hassan Ali Muqdad syahid pagi ini akibat kapal perang negara Zionis yang menyerang ke arah Gaza.
Warga Hammad Muhammad al-Qassas syahid dalam aksi penembakan negara Zionis di desa Sheikh Nasser di Khan Yunis.
Pasukan penjajah negara Zionis meledakkan tiga robot peledak di dekat Jalan Masoud, sebelah timur Jabalia al-Balad, sebelah utara Gaza.
Pasukan penjajah negara Zionis juga melakukan operasi pengeboman terhadap bangunan tempat tinggal di utara Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.
Angkatan udara penjajah negara Zionis melancarkan dua serangan udara terhadap rumah-rumah di pusat Khan Yunis, dan serangan udara lainnya terhadap Jabalia al-Balad di Jalur Gaza utara.
Artileri negara Zionis menembaki berbagai daerah di sebelah timur Kota Gaza.
Genosida Terus Berlanjut
Pasukan penjajah negara Zionis, dengan dukungan penuh Amerika, melancarkan perang genosida di Jalur Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 56.259 orang, 132.458 orang terluka, dan lebih dari 11.000 orang hilang. Kelaparan telah merenggut nyawa puluhan orang, sementara lebih dari dua juta warga Palestina hidup dalam kondisi pengungsian paksa di tengah kehancuran yang meluas. Terdapat 5.936 orang syahid, dan 20.417 orang cedera, yang menjadi korban pasca penjajah mengingkari perjanjian gencatan senjata pada 18 Maret 2025.
Jumlah orang yang syahid sejak penjajah mengubah titik distribusi bantuan terbatas menjadi perangkap pembunuhan pada 27 Mei telah mencapai 549 orang, dan 4.066 orang terluka. Lembaga yang bernama “Yayasan Kemanusiaan Gaza”—yang berafiliasi kepada negara Zionis-Amerika dan ditolak oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa—telah digunakan sebagai alat untuk memaksakan persamaan antara menyerahkan diri dan pembunuhan dengan kedok “kerja kemanusiaan.”
Pasukan penjajah telah membun*h (1.580) syahid yang terdiri dari tenaga medis, (115) syahid dari pertahanan sipil, (220) syahid dari pasukan keamanan, dan (754) syahid dari polisi dan pasukan keamanan dibunuh oleh penjajah “negara Zionis”.
Pasukan penjajah melakukan lebih dari 15.000 pembantaian, yang menargetkan lebih dari 14.000 keluarga, di mana sekitar 2.500 keluarga dihapus dari catatan sipil.
Menurut data dari Kantor Media Pemerintah dan lembaga internasional, perang genosida ini telah mengakibatkan penghancuran lebih dari 88% bangunan di Jalur Gaza, dengan total kerugian melebihi $62 miliar. Hal ini terjadi pada saat pasukan penjajah menguasai (77%) Jalur Gaza dengan cara invasi, penembakan dan pengeboman, dan pemindahan paksa.