
10 warga Palestina gugur syahid di Gaza sejak Selasa pagi, termasuk 4 orang yang sedang menanti bantuan (AFP), foto Al Jazeera Net
Sumber medis di Jalur Gaza mengumumkan kasus wafat 24 warga Palestina sejak Selasa dini hari (1/7/2025), termasuk 11 warga yang sedang menanti bantuan, dalam aksi penembakan dan serangan udara negara Zionis. Sementara itu, Kementerian Kesehatan memperingatkan bahwa menipisnya bahan bakar di Gaza mengancam nyawa ratusan pasien dan korban luka di rumah sakit.
Mengutip situs Al Jazeera Net pada 1 Juli 2025 | Terakhir diperbarui: 11:27 (waktu Makkah), Sumber medis menyatakan bahwa tiga warga Palestina syahid dan lebih dari 15 lainnya terluka ketika tentara negara Zionis menargetkan orang-orang yang menunggu truk bantuan di daerah Netzarim, barat daya Kota Gaza. Sumber tersebut mengindikasikan bahwa mereka telah tiba di Rumah Sakit Al-Quds, selatan Kota Gaza.
Rumah Sakit Al-Awda di kamp pengungsi Palestina Nuseirat menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa seorang warga Palestina syahid dan 50 lainnya terluka, termasuk 10 orang dalam kondisi kritis, mereka adalah orang-orang yang sedang menanti bantuan, saat negara Zionis menyerang mereka di Jalan Salah al-Din, selatan Wadi Gaza, di Jalur Gaza bagian tengah.
Di daerah al-Zawayda, Jalur Gaza bagian tengah, enam warga Palestina syahid dalam serangan udara negara Zionis yang menargetkan rumah keluarga al-Aimawi.
Pasukan penjajah negara Zionis meledakkan beberapa gedung tempat tinggal di kota Al-Qarara, timur Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, sementara helikopter negara Zionis meluncurkan rudal ke Kota Hamad, utara kota.
Pasukan penjajah negara Zionis juga mengintensifkan serangan udara, penembakan artileri, tembakan senjata, dan penghancuran rumah di timur Kota Gaza.
Kehabisan Bahan Bakar
Secara terpisah, Kompleks Medis Al-Shifa di Jalur Gaza mengumumkan penangguhan pelayanan dialisis karena kekurangan bahan bakar, yang membatasi layanan perawatan intensif hingga beberapa jam.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa Mohammed Abu Salmiya mengatakan kepada Al Jazeera bahwa nyawa 350 pasien terancam setelah layanan dialisis dihentikan. Ia meminta agar rumah sakit segera dipasok bahan bakar, paling lama dalam waktu satu atau dua jam.
Ia menambahkan bahwa unit gawat darurat dan perawatan intensif beroperasi dengan kapasitas minimal dan berisiko ditutup total dalam beberapa jam, yang berarti kematian semua orang yang bergantung pada alat pernafasan buatan (respirator).
Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan bahwa sektor kesehatan menderita kekurangan bahan bakar yang parah dan berkelanjutan karena kebijakan penjajah untuk membatasi pasokan bahan bakar ke rumah sakit. Kementerian tersebut mencatat bahwa kekurangan bahan bakar yang berkelanjutan berarti kematian semua pasien dan korban luka di rumah sakit yang tak terelakkan.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa ada ratusan kasus meningitis, dan kekhawatiran tentang penyebaran penyakit di tengah keruntuhan sektor kesehatan yang sedang berlangsung.