
Foto Al Jazeera
Program Pangan Dunia (WFP) mengonfirmasi bahwa krisis kelaparan di Gaza telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengonfirmasi bahwa satu dari tiga orang di Jalur Gaza kelaparan selama berhari-hari, demikian seperti dilansir Al Jazeera Net pada 21 Juli 2025 01:28 (Waktu Mekah)
WFP mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kerumunan orang yang menunggu bantuan di Gaza ditembaki oleh tank-tank negara Zionis, penembak jitu, dan sumber-sumber lain, meskipun mereka tidak melakukan apa pun selain berusaha mendapatkan makanan di ambang kelaparan.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa orang-orang di Gaza sekarat karena kekurangan bantuan, dan mengimbau masyarakat internasional dan semua pihak untuk memfasilitasi pengiriman bantuan pangan kepada mereka yang kelaparan di Jalur Gaza.
WFP menilai bahwa penembakan kemarin, Ahad, terhadap orang-orang yang menunggu bantuan mencerminkan situasi berbahaya bagi pekerjaan kemanusiaan di Gaza.
Ia menjelaskan bahwa konvoi 25 truk bantuan pangan melintasi perbatasan Zikim menuju Gaza utara kemarin. Kerumunan besar warga sipil mencegat konvoi tersebut dimana mereka meminta bantuan untuk kemudian menjadi sasaran penembakan, mengakibatkan sebagian dari mereka gugur syahid dan mengalami luka-luka.
Sementara itu, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan bahwa kelaparan warga sipil merupakan kejahatan perang dan tidak boleh digunakan sebagai senjata.
Kantor PBB mengonfirmasi bahwa keluarga-keluarga di Jalur Gaza menghadapi kelaparan yang parah, dengan anak-anak yang kurus kering dan beberapa meninggal sebelum makanan sampai kepada mereka.
Ia menambahkan bahwa para pencari makanan mempertaruhkan nyawa mereka dan banyak yang ditembak, menekankan bahwa sampainya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan merupakan keharusan secara hukum dan moral.
Syahid Akibat Kelaparan
Kementerian Kesehatan di Gaza mencatat 19 korban syahid akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir.
Sejak 2 Maret 2025, negara Zionis telah menutup semua penyeberangan ke Jalur Gaza yang dilanda bencana dan mencegah masuknya bantuan makanan dan medis, yang menyebabkan kelaparan yang meluas.
Pada 27 Mei, negara Zionis dan Amerika Serikat mengadopsi rencana untuk mendistribusikan bantuan terbatas di luar pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional.
Namun, mekanisme negara Zionis-Amerika ini telah memperburuk penderitaan warga Palestina di Gaza, dengan tentara negara Zionis menembaki mereka yang mengantri untuk mendapatkan bantuan, memaksa mereka untuk memilih antara kelaparan atau ditembak.