
Foto Al Jazeera
Pakar militer Brigadir Jenderal Elias Hanna mengatakan bahwa perlawanan Palestina di Jalur Gaza tidak punya pilihan selain melawan, menyusul persetujuan negara Zionis atas usulan untuk menguasai Kota Gaza sebagai bagian dari rencana yang lebih luas untuk menjajah seluruh Jalur Gaza, demikian seperti dilansir Al Jazeera pada 8 Agustus 2025 jam 18:13 (waktu Mekah).
Hanna menjelaskan, dalam acara Al Jazeera yang menganalisis perkembangan militer di Gaza, bahwa perlawanan dituntut untuk melawan dan mempertahankan diri guna mengulur waktu dan melemahkan penjajah negara Zionis, yang memaksanya untuk mengubah keputusan politiknya.
Kantor Perdana Menteri negara Zionis Benjamin Netanyahu mengumumkan Jumat pagi bahwa kabinet keamanan telah menyetujui usulan untuk menguasai Kota Gaza, yang mengungkapkan bahwa militer sedang bersiap untuk menguasai kota tersebut sambil memberikan apa yang disebutnya “bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di luar zona pertempuran.”
Pakar militer tersebut menjelaskan bahwa kehancuran yang meluas di wilayah timur Gaza menunjukkan persiapan untuk menguasai seluruh kota, yang terletak di antara poros Mefalsim dan Netzarim. Ia juga mencatat keberadaan pasukan dan kendaraan militer tambahan di wilayah Gaza.
Menurut Hanna, tujuannya tetap penghancuran dan pengepungan atau penguasaan Gaza, dengan tujuan mengungsikan hampir satu juta warga Palestina ke selatan, di antara opsi-opsi yang diajukan oleh Kepala Staf Eyal Zamir kepada para pemimpin politik.
Sedangkan untuk Operasi Gideon Wagons, operasi tersebut merupakan proses bertahap untuk menggerogoti wilayah Gaza dan berupaya menghindari korban jiwa di pihak tentara penjajah. Operasi tersebut dinyatakan berakhir dengan 50 tentara dan perwira tewas.
Tujuan utama negara Zionis dalam perang saat ini tetap sama: melenyapkan Gerakan Perlawanan Islam (Ham4s), melucuti senjatanya, membebaskan tawanannya, menduduki Jalur Gaza, dan memastikan bahwa Hamas tidak lagi menjadi ancaman bagi negara Zionis.
Yedioth Ahronoth mengutip pernyataan Netanyahu, “Operasi dengan metode saat ini di Gaza adalah sebuah kegagalan dan belum membuahkan hasil bagi memulangkan para tawanan yang diculik,” seraya menekankan bahwa negara Zionis “ingin mengalahkan Ham4s, bukan melestarikannya.”
The Jerusalem Post mengutip seorang pejabat negara Zionis yang mengatakan bahwa militer akan menargetkan basis militan di Kota Gaza, dan operasi tersebut kemudian diperluas ke kamp-kamp pengungsi pusat (Gaza tengah). CNN mengutip seorang pejabat lain yang mengatakan bahwa “rencana komprehensif untuk menguasai Gaza diperkirakan akan memakan waktu lima bulan.”
Tentara negara Zionis, di sisi lain, mengatakan bahwa Kepala Staf mengadakan pertemuan penilaian situasi hari ini di markas Komando Selatan, yang dihadiri oleh para komandan dari Staf Umum. Ia mencatat bahwa para komandan militer “membahas perumusan rencana dan persiapan untuk kelanjutan perang di Jalur Gaza.”