
Foto Palinfo
Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan terlaksananya beberapa operasi militer menggunakan pesawat tanpa awak (drone) terhadap “target-target vital” di wilayah negara penjajah Zionis pada Selasa malam, demikian dilansir Pusat Informasi Palestina pada Rabu, 13 Agustus 2025, pukul 04.37.
Yahya Saree, juru bicara militer Angkatan Bersenjata Yaman, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi di akun Telegram miliknya bahwa “Angkatan Udara Houthi melakukan empat operasi militer dengan enam pesawat tanpa awak, menargetkan empat target vital negara Zionis di wilayah Haifa, Negev, Umm al-Rashrash (Eilat), dan Beersheba,” seraya mencatat bahwa operasi-operasi ini berhasil mencapai tujuannya.
Saree menekankan bahwa operasi-operasi ini merupakan kemenangan bagi rakyat Palestina dan merupakan respons atas kejahatan genosida dan pelaparan yang dilakukan oleh negara penjajah Zionis di Gaza.
Ia juga menegaskan kelanjutan operasi dukungan terhadap Israel hingga agresi berakhir dan pengepungan di Jalur Gaza dicabut.
Saree memperingatkan bahwa kelanjutan pelaksanaan rencana negara Zionis untuk menghancurkan perjuangan Palestina melalui genosida, kelaparan, dan pengungsian akan berdampak serius bagi negara-negara Arab dan Islam.
Ia menambahkan, “Penghancuran atas perjuangan Palestina akan menjadi awal invasi Zionis terhadap bangsa dan negara lain, kecuali negara-negara itu mendukung pertahanan Gaza.”
Operasi terbaru yang diumumkan pasukan Yaman terjadi pada hari Jumat, ketika mereka mengumumkan pelaksanaan tiga operasi militer pesawat nirawak yang menargetkan Bandara Ben Gurion di dekat Tel Aviv dan dua target vital di wilayah Beersheba dan Ashkelon di negara Zionis bagian selatan.
Pasukan Yaman, yang dipimpin oleh kelompok Houthi Ansar Allah, melancarkan serangan terus-menerus terhadap negara Zionis untuk mendukung Gaza, menggunakan rudal dan pesawat nirawak, dan mereka juga membidik kapal-kapal yang terhubung atau menuju ke sana.
Pada 27 Juli, kelompok Ansarullah memutuskan untuk meningkatkan operasi militer angkatan lautnya terhadap negara Zionis dengan menargetkan kapal-kapal milik perusahaan mana pun yang beroperasi di pelabuhan-pelabuhan negara Zionis, terlepas dari kewarganegaraan perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendukung Jalur Gaza, yang telah menjadi sasaran genosida negara yang didukung AS sejak 7 Oktober 2023.