
Foto Quds Press
Doha – Dr. Hassan Al-Barari, seorang profesor hubungan internasional di Fakultas Seni dan Sains Universitas Qatar, menyatakan dalam sebuah unggahan di akun Facebook-nya bahwa negara Zionis sedang menghadapi penurunan citra yang serius di kalangan generasi baru Amerika, terutama Generasi Z, yang berusia antara 18 dan 24 tahun, demikian seperti dilansir Quds Press pada 1 September 2025 17:55.
Dalam unggahannya, yang dipantau Quds Press pada hari Senin, Al-Barari mendasarkan pernyataannya pada hasil jajak pendapat Gallup, salah satu lembaga jajak pendapat terkemuka di dunia, yang menunjukkan bahwa sekitar 60 persen dari generasi ini mendukung Ham4s dalam konfrontasinya dengan negara Zionis. Ia menganggap hal ini sebagai indikasi pergeseran kualitatif dalam opini publik Amerika, terutama di kalangan anak muda, termasuk Yahudi Amerika, yang mulai menyuarakan penolakan mereka terhadap apa yang ia sebut sebagai “genosida terhadap Palestina.”
Al-Barari menjelaskan bahwa pergeseran ini membawa implikasi strategis yang berbahaya bagi negara Zionis, karena Generasi Z akan memimpin Amerika Serikat selama dekade mendatang. Ini berarti hilangnya generasi ini oleh negara Zionis dapat menjadikannya “bebek lumpuh” dalam wacana internasionalnya, terutama setelah negara Zionis kehilangan kemampuannya untuk memonopoli citra “korban” mengingat adegan pembunuhan dan siaran langsung dari Gaza.
Dalam konteks yang sama, Al-Barari merujuk pada pernyataan profesor Yahudi Amerika, Bruce Robbins, dari Universitas Columbia, yang menggambarkan tindakan negara Zionis di Gaza sebagai “simbol kejahatan” bagi generasi ini, menekankan penolakannya untuk melakukan pelanggaran ini atas namanya sebagai orang Amerika atau Yahudi.
Ia juga menyampaikan peringatan dari Norm Coleman, presiden Federasi Yahudi Republik, yang mengakui bahwa negara Zionis sedang kalah dalam perang digital melawan Generasi Z, menyusul jajak pendapat lembaga Pew yang menunjukkan bahwa 53 persen orang Amerika kini memiliki pandangan negatif terhadap negara penjajah Zionis.
Menjelaskan karakteristik Generasi Z, Al-Barari menjelaskan bahwa mereka adalah generasi yang tumbuh dengan internet, ponsel pintar, dan media sosial sejak usia dini. Mereka dicirikan oleh kecakapan digital, apresiasi terhadap keberagaman dan keadilan sosial, serta kecenderungan untuk menggunakan platform seperti TikTok, YouTube, dan Instagram alih-alih media tradisional.
Melalui narasi pribadi, Al-Barari meninjau pengalamannya dengan generasi-generasi sebelumnya, dimulai dengan generasi milenial, yang menyaksikan awal mula globalisasi budaya, dan diakhiri dengan Generasi Alfa, yang tumbuh di dunia yang sepenuhnya digital. Ia berharap generasi ini terbiasa menggunakan kecerdasan buatan secara alami.