
Kompleks perumahan yang menjadi sasaran negara Zionis di Doha (Associated Press)
Tiongkok dan Rusia mengutuk serangan negara Zionis terhadap delegasi Ham4s di ibu kota Qatar, Doha, sebagai pelanggaran kedaulatan dan akan semakin meningkatkan ketegangan serta ketidakstabilan di kawasan. Hal ini terjadi di tengah kecaman internasional yang meluas atas agresi negara Zionis dan dampaknya terhadap stabilitas regional, demikian seperti dilansir Al Jazeera pada 10 September 2025, 17:42 (waktu Mekah).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, mengatakan dalam konferensi pers di Beijing pada hari Rabu bahwa negaranya prihatin dengan potensi meningkatnya ketegangan di kawasan akibat serangan negara Zionis.
Ia menyampaikan kecaman keras negaranya atas serangan negara Zionis, “yang merupakan pelanggaran terhadap integritas teritorial dan keamanan nasional suatu negara.”
Ia menekankan bahwa “kekerasan tidak akan membawa perdamaian ke Timur Tengah,” dan bahwa cara utama untuk menyelesaikan krisis di kawasan tersebut adalah “dialog dan negosiasi.”
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia juga mengecam keras serangan negara Zionis terhadap Qatar.
Bahaya Eskalasi
Moskow menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan tersebut merupakan “pelanggaran mencolok” terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.
Moskow menegaskan bahwa mereka yakin bahwa “pelanggaran negara Zionis terhadap kedaulatan dan integritas wilayah sebuah negara merdeka tidak lain hanyalah langkah menuju eskalasi dan ketidakstabilan lebih lanjut di Timur Tengah.”
Moskow juga menekankan bahwa “serangan negara Zionis terhadap Negara Qatar, yang memainkan peran penting dalam negosiasi tidak langsung dengan Ham4s, tidak lain hanyalah upaya untuk melemahkan upaya solusi damai internasional.”
Kecaman ini muncul dalam konteks reaksi internasional yang mengecam serangan negara Zionis yang menargetkan rapat delegasi negosiasi Gerakan Perlawanan Islam (Ham4s) di Doha pada hari Selasa. Beberapa negara menganggapnya sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan Qatar dan hukum internasional.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengutuk serangan tersebut, menyebutnya “pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Qatar.” Ia menambahkan bahwa “Qatar memainkan peran yang sangat positif dalam mencapai gencatan senjata di Gaza dan pembebasan semua tahanan,” serta menyerukan semua pihak untuk “berupaya mencapai gencatan senjata yang langgeng di Jalur Gaza, bukan penghancurannya.”
Kemudian, juru bicara Guterres mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal “dengan tegas” mengutuk serangan yang menargetkan kedaulatan Qatar, menekankan bahwa serangan semacam itu merupakan “pelanggaran mencolok terhadap wilayah suatu negara berdaulat.”
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan juga mengutuk serangan tersebut, dan menekankan bahwa “serangan tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan kedaulatan negara saudara Qatar.”
Dalam pernyataan resminya, Erdogan mengatakan, “Serangan negara Zionis terhadap keamanan dan ketentraman Qatar menunjukkan bahwa pemerintahan Netanyahu yang gegabah bertujuan untuk memperdalam konflik,” seraya menekankan bahwa “mereka yang menjadikan terorisme sebagai kebijakan negara tidak akan pernah mencapai tujuan mereka.”
Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan solidaritasnya dengan pemerintah dan rakyat Qatar, serta dengan rakyat Palestina, dan menekankan bahwa serangan terhadap Doha merupakan pelanggaran kedaulatan nasional dan Piagam PBB.
Kecaman Eropa
Uni Eropa mengutuk serangan udara di ibu kota Qatar, menyebutnya sebagai “pelanggaran hukum internasional dan integritas teritorial Negara Qatar.”
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa serangan negara Zionis di Qatar tidak dapat diterima, apapun motifnya, dan menyatakan solidaritasnya terhadap Qatar dan Emirnya, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Kanselir Jerman Friedrich Merz mengutuk serangan negara Zionis. Juru bicara pemerintah Stefan Cornelius mengatakan bahwa, dalam panggilan telepon dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Merz menggambarkan pelanggaran kedaulatan dan integritas wilayah Qatar akibat serangan negara Zionis sebagai “tidak dapat diterima.”
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dalam panggilan telepon dengan Emir Qatar, juga mengutuk serangan negara Zionis di Doha, menganggapnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Qatar yang mengancam eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut.
Dalam konteks yang sama, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez mengutuk serangan negara Zionis di Qatar, menganggapnya sebagai “pelanggaran mencolok terhadap kedaulatannya dan pelanggaran nyata Piagam PBB.”
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menyatakan solidaritas negaranya terhadap Qatar dan Emirnya, menegaskan dukungan penuh pemerintah Italia terhadap upaya untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza.
Qatar mengumumkan bahwa negara Zionis melancarkan “serangan pengecut yang menargetkan markas besar beberapa anggota biro politik Ham4s di Doha.”
Militer negara Zionis mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menyerang “petinggi Hamas” di Doha dengan angkatan udaranya, bekerja sama dengan dinas keamanan Shin Bet.