
Foto kantor berita Quds Press
Polisi Negara Bagian New York menyerbu Universitas Columbia pada Rabu malam (7/5/2025) untuk membubarkan protes pro-Palestina, dan menangkap puluhan pengunjuk rasa.
Mengutip kantor berita Quds Press tanggal 8 Mei 2025 jam 11:39, bahwa media AS melaporkan bahwa puluhan pengunjuk rasa berdiri di atas meja, menabuh genderang, dan mengangkat spanduk pro-Palestina di ruang baca perpustakaan utama Universitas Columbia.
Demonstrasi tersebut digambarkan sebagai yang terbesar di kampus tersebut sejak gerakan protes mahasiswa meletus tahun lalu terhadap perang penjajah Israel di Jalur Gaza.
Seorang saksi mata membenarkan bahwa petugas keamanan kampus mengawal orang-orang keluar dari gerbang dan menyerahkan mereka kepada petugas polisi di luar.
Video menunjukkan barisan panjang petugas Departemen Kepolisian New York memasuki perpustakaan, beberapa jam setelah puluhan pengunjuk rasa melewati keamanan kampus dan bergegas masuk ke gedung untuk berdemonstrasi.
Video lainnya menunjukkan petugas keamanan mencegah kelompok pengunjuk rasa kedua memasuki perpustakaan, karena kedua belah pihak saling dorong.
Presiden sementara universitas, Claire Shipman, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pengunjuk rasa yang telah membarikade diri di dalam ruang baca perpustakaan berulang kali diminta untuk menunjukkan identitas mereka dan meninggalkan tempat tersebut, tetapi mereka menolak. Ia menambahkan bahwa universitas telah meminta Departemen Kepolisian New York untuk turun tangan “untuk membantu mengamankan gedung dan memastikan keselamatan komunitas kampus.”
Media Amerika mengutip pernyataan presiden sementara Universitas Columbia yang mengatakan bahwa “memanggil polisi mutlak diperlukan untuk memastikan keselamatan komunitas kami.”
Sementara itu, Wali Kota New York City Eric Adams, seorang Demokrat, menyatakan bahwa polisi turun tangan “untuk mengusir orang yang menyerang properti orang lain..”
Sebuah organisasi mahasiswa yang mewakili para pengunjuk rasa mengklaim di media sosial bahwa keamanan universitas menyerang para pengunjuk rasa dan bahwa para aktivis menolak untuk menunjukkan identitas kepada petugas yang melakukan “penangkapan militer.”
Presiden AS Donald Trump menggambarkan protes tahun lalu sebagai “anti-Semit” dan bahwa mereka telah gagal melindungi mahasiswa Yahudi.
Dewan Pengawas Universitas Columbia sedang bernegosiasi dengan pemerintah AS setelah pemerintah tersebut membatalkan hibah penelitian senilai ratusan juta dolar untuk universitas tersebut pada Maret lalu.
Dengan dukungan Amerika dan Eropa, Israel telah melakukan genosida di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan lebih dari 170.000 warga Palestina syahid dan cedera, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita, selain lebih dari 14.000 orang hilang (QudsPress/Kho).
Sumber: