
Tentara penjajah menempatkan seorang warga Palestina sebagai tameng manusia di kendaraan militer di Jenin (media sosial)
Associated Press melaporkan, mengutip tahanan Palestina dan sejumlah tentara negara Yahudi, bahwa pasukan negara Yahudi secara sistematis memaksa warga sipil Palestina untuk bertindak sebagai tameng manusia.
Mengutip Aljazeera Net pada 24 Mei 2025 | Terakhir diperbarui: 1(Waktu Makkah3:44), bahwa menurut kantor berita tersebut, tujuh warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat yang dijajah memberikan kesaksian terperinci tentang dipaksanya mereka untuk melakukan tugas-tugas berbahaya bagi tentara, termasuk maju di depan pasukan ke daerah-daerah yang diduga sebagai tempat orang-orang bersenjata berada.
Ancaman Pembunuhan
Seorang mantan tahanan Palestina yang ditahan oleh pasukan negara Yahudi menjelaskan bahwa ia dipaksa memasuki rumah-rumah di Jalur Gaza dengan mengenakan seragam militer dan memasang kamera di dahinya untuk memastikan rumah-rumah tersebut bebas dari bahan peledak atau militan. Ia membenarkan bahwa setiap unit militer memindahkannya ke unit berikutnya segera setelah ia selesai dipergunakan.
Pria Palestina berusia 36 tahun itu menambahkan bahwa tentara memukulinya dan mengancam akan membunuhnya jika ia tidak mematuhi perintah. Ia mencatat bahwa ia ditahan oleh tentara negara Yahudi di Gaza utara selama dua setengah pekan musim panas lalu.
Seorang warga Palestina yang sebelumnya ditahan oleh pasukan penjajah juga berbicara tentang dirinya yang digunakan sebagai tameng manusia selama dua pekan, dengan mengatakan bahwa ia memohon kepada salah seorang tentara, “Saya punya anak dan saya ingin kembali kepada mereka.”
Ia menjelaskan bahwa ia dipaksa memasuki rumah, gedung, dan rumah sakit untuk menggali dan menggeledah lokasi yang diduga sebagai terowongan.
Di Tepi Barat yang dijajah, seorang wanita Palestina menceritakan bahwa tentara negara Yahudi menyerbu rumahnya di kamp pengungsi Jenin dan memaksanya untuk menggeledah dan memotret apartemen sebelum menyerbunya. Ia mencatat bahwa mereka mengabaikan permohonannya untuk kembali kepada bayi laki-lakinya. “Saya takut mereka akan membunuh saya dan saya tidak akan pernah melihat anak laki-laki saya lagi,” katanya.
“Keruntuhan Moral”
Di sisi lain, seorang perwira negara Yahudi, yang lebih suka tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa perintah untuk menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia sering dikeluarkan oleh komandan senior, dan bahwa taktik ini diikuti oleh hampir setiap batalyon lapangan.
Dua tentara negara Yahudi juga berbicara tentang praktik serupa, membenarkan bahwa penggunaan warga Palestina sebagai tameng manusia telah menjadi hal yang biasa dan merujuk pada penggunaan istilah-istilah yang merendahkan saat menggambarkan mereka.
Pihak militer negara Yahudi mengatakan bahwa mereka “melarang penggunaan warga sipil sebagai tameng manusia,” menuduh Hamas menggunakan taktik ini. Namun, mereka mengakui bahwa mereka sedang menyelidiki sejumlah insiden, tanpa rincian lebih lanjut.
Breaking the Silence, sebuah LSM negara Yahudi yang menerbitkan kesaksian mantan tentara mengenai pelanggaran militer negara Yahudi di wilayah Palestina yang dijajah, menyatakan bahwa kesaksian ini “tidak mewakili insiden yang terpisah, tetapi lebih menunjukkan kegagalan sistematis dan keruntuhan moral yang serius.”
Investigasi Al Jazeera sebelumnya mengungkapkan bahwa tentara negara Yahudi menggunakan warga sipil Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, sebagai tameng manusia selama perang di Gaza (Aljazeera/Kho).