
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar di Yerusalem, Israel, pada 26 Mei 2025. [Foto oleh Alex Brandon - Pool/Getty Images], foto diambil dari MEMO
Menteri Luar Negeri negara Zionis, Gideon Sa’ar, mengancam akan memaksakan kedaulatan negara Zionis atas permukiman di Tepi Barat yang dijajah dan Lembah Yordan jika negara-negara besar, termasuk Inggris dan Prancis, mengakui Negara Palestina, menurut laporan surat kabar berbahasa Ibrani negara Zionis Hayom, yang dikutip oleh Kantor Berita Palestina (Wafa)
Mengutip Middle East Monitor pada 26 Mei 2025 jam 14:14, bahwa “Setiap tindakan sepihak yang diambil terhadap negara Zionis akan ditanggapi dengan tindakan sepihak oleh negara Zionis.” Pernyataannya menunjukkan bahwa Tel Aviv sedang mempertimbangkan untuk mencaplok wilayah Palestina sebagai tanggapan atas pengakuan internasional apapun atas negara Palestina, kata Sa’ar.
Sa’ar memperingatkan bahwa negara-negara yang berencana untuk mengakui negara Palestina akan memicu langkah sepihak negara Zionis untuk mencaplok permukiman Tepi Barat dan Lembah Yordan, menurut Wafa.
Peringatan itu muncul di tengah upaya yang dipimpin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengadakan konferensi internasional di New York pada pertengahan Juni. Tujuan dari acara tersebut, yang didukung oleh Arab Saudi, adalah untuk mengumpulkan dukungan internasional bagi pengakuan negara Palestina.
Sumber diplomatik mengatakan kepada Israel Hayom bahwa Macron berupaya menetapkan tanggal 18 Juni sebagai tanggal ketika beberapa negara akan mengeluarkan deklarasi resmi yang mengakui Palestina. Langkah tersebut dilaporkan membuat marah pemerintah negara Zionis, yang menuduh Macron melakukan “penipuan”, dengan mengklaim bahwa ia sebelumnya telah meyakinkan Tel Aviv bahwa langkah tersebut tidak akan diambil.
Terdapat 149 dari 193 negara anggota PBB yang mengakui Palestina.
Pada tanggal 20 Juli 2024, Mahkamah Internasional menganggap kehadiran negara Zionis di wilayah Palestina yang dijajah sebagai ilegal, mendukung penentuan nasib sendiri warga Palestina, dan mendesak bagi dievakuasinya permukiman-permukiman negara Zionis (MEMO/Kho).