
Pasukan penjajah Zionis menargetkan warga Palestina yang sedang dalam perjalanan untuk menerima bantuan (AFP), foto diambil Al Jazeera Net
Koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa 22 warga Palestina gugur syahid dan 115 orang terluka tatkala kendaraan penjajah Zionis menembaki para pemuda di dekat lokasi bantuan AS di sebelah barat Rafah, di Jalur Gaza selatan.
Mengutip Al Jazeera Net pada 1 Juni 2025 jam 06:49 (waktu Mekah), koresponden tersebut menambahkan bahwa pasukan penjajah menargetkan warga Palestina saat mereka bergegas untuk menerima bantuan dari titik distribusi perusahaan AS di Rafah.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengumumkan bahwa jumlah korban yang gugur syahid dalam proses pengambilan bantuan AS-Israel telah meningkat menjadi 17 syahid, 86 cedera, dan lima orang hilang hingga Jumat.
Dengan kelaparan yang disengaja, yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, membuka jalan bagi pemindahan paksa, Israel telah menjerumuskan 2,4 juta warga Palestina di Gaza ke dalam kelaparan dengan menutup penyeberangan selama 90 hari dari bantuan kemanusiaan, khususnya makanan, menurut kantor media pemerintah di Jalur tersebut.
Jauh dari pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi bantuan internasional, Tel Aviv mulai melaksanakan rencana pada 27 Mei untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan melalui apa yang disebut Yayasan Bantuan Kemanusiaan Gaza, sebuah organisasi yang didukung oleh negara Zionis dan Amerika Serikat tetapi ditolak oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Bantuan didistribusikan di apa yang disebut zona penyangga di Gaza selatan, di tengah tanda-tanda yang berkembang bahwa rencana ini gagal. Operasi distribusi telah berulang kali terganggu karena masuknya sejumlah besar orang yang kelaparan, yang mendorong pasukan negara Zionis untuk melepaskan tembakan, menyebabkan warga sipil tewas dan terluka. Jumlah yang didistribusikan digambarkan sangat sedikit dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ratusan ribu orang yang kelaparan di Jalur Gaza.
Dengan dukungan penuh Amerika, negara Zionis telah melakukan kejahatan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 178.000 warga Palestina syahid dan cedera, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang dinyatakan hilang, selain ratusan ribu orang yang mengungsi (Aljazeera/Anadoly/Kho).